Rabu, 10 Februari 2016

RESUME TUGAS SOFTSKILL SEMESTER 3 (ARSITEKTUR & LINGKUNGAN)

#1 ARSITEKTUR & LINGKUNGAN

              


                       Arsitektur & Lingkungan, sebuah kata yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita yang tengah bergelut dalam dunia arsitektur baik yang sudah bekerja dilapangan maupun yang masih dalam ruang lingkup bangku perkuliahan, kita sebagai orang yang bergelut dalam bidang arsitektur haruslah paham betapa pentingnya mempedulikan lingkungan terlebih dahulu sebelum mulai merancang sebuah bangunan di suatu lingkungan.

                   Dalam hal pembangunan sangatlah penting untuk memperhatikan aspek-aspek lingkungan terlebih dahulu karena lingkungan adalah tempat dimana mahluk hidup dapat hidup sesuai dengan fungsinya dalam ekosistem. Tanpa kita sadari karya seorang arsitek yang berupa bangunan-bangunan merupakan penyumbang terbesar kerusakan lingkungan, terlebih lagi di era modern ini banyak negara berlomba-lomba membangun gedung pencakar langit dengan mewahnya dan megahnya tanpa mempedulikan aspek-aspek lingkungan sekitanya seperti air, sinar matahari, angin, dan rumah-rumah warga sekitar yang kekurangan air dan sinar matahari yang terhalang oleh gedung-gedung besar.

             Seperti yang sudah kita semua ketahui, permasalahan akibat pembangunan yang tidak mempedulikan lingkungan di kota Jakarta banyak menyebabkan masalah seperti halnya banjir dan pemukiman kumuh di bantaran sungai, seolah-olah permasalahan ini menjadi PR bagi pemerintah yang belum pernah menemui titik terang untuk mengatasinya. Dan juga tidak mungkin jika pemerintah memaksakan menerapkan sistem seperti yang ada di kota negara-negara maju seperti kota Tokyo, Jepang.

               Selain karena kurangnya anggaran dana dari pemerintah, Juga karena warga indonesia terutama kota jakarta banyak yg belum sadar akan peduli lingkungan, tentu saja akan sangat tidak efektif jika seorang arsitek sudah berpikir keras merancang bangunan yang mempedulikan lingkungan tetapi justru warga sekitar atau penghuni bangunan tidak peduli dengan lingkungan ,sebagai contoh kecil seperti membuang sampah secara sembarangan, mungkin itu terdengar seperti hal sepele tetapi memiliki dampak buruk bagi lingkungan yang cukup besar.
       Untuk mengatasi masalah yang ada di kota Jakarta menurut saya pribadi setidaknya pemerintah Indonesia haruslah meniru sikap pemerintah Jepang yang sangat mempedulikan lingkungannya. Tidak kalah penting juga harus munculnya kesadaran dari warga sekitar dan juga ketika membangun tidak menutup seluruh daerah resapan air dengan plester seperti trotoar untuk pejalan kaki, tidak perlu menggunakan plester cukup menggunakan bata konblock sehingga air dapat meresap ke tanah.



           Sebenarnya banyak arsitek yang sadar dan paham akan pentingnya aspek-aspek lingkungan terutama di kota Jakarta itu sendiri tetapi mungkin hanya sedikit yang menerapkannya atau mungkin tanpa sadar dan ketidak sengajaan bangunan yang dirancang oleh seorang arsitek memberikan dampak buruk bagi lingkungan sekitarnya baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Tentu saja untuk kedepannya akan menjadi tugas kita sebagai generasi penerus bangsa dan para calon arsitek muda untuk memperbaiki keadaan kota Jakarta atau bahkan memajukan pembangunan di Indonesia dengan wawasan lingkungan.




#2 RESPON ARSITEKTUR & LINGKUNGAN 

 

                 Bangunan sudah menjadi hal yang sangat vital bagi manusia, kebutuhan manusia akan bangunan pun saat ini seperti tiada habisnya, banyaknya lahan-lahan kosong yang di bangun perumahan dan setiap negara berlomba-lomba untuk membuat bangunan tertinggi.

                   Kebutuhan manusia akan bangunan sebagai tempat tinggal ataupun sebagai simbol di suatu negara sangatlah penting untuk memperhitungkan aspek keselarasan dengan alam maupun kepentingan manusia dengan penghuninya.
pembangunan menurut kebutuhan manusia dinamakan pembangunan secara biologis atau arsitektur biologis.
                 Pembangunan dengan memperhitungkan aspek keselarasan dengan alam maupun kepentingan penghuninya sangatlah penting karena dengan membangun bangunan yg memperhitungkan aspek arsitektur biologis dapat menghemat penggunaan energi pada bangunan, seperti kita bisa meminimalisir penggunaan AC (Air Conditioner) dan juga lampu pada bangunan dengan memanfaatkan potensi alam yg ada pada lingkungan bangunan, selain itupun dengan memperhitungkan keselarasan dengan alam bangunan yang dibangun menjadi lebih kokoh terhadap pengaruh iklim yang ada dan dapat merespon gejala alam dari lingkungan sekitarnya, dan juga tentu saja penghuni dari bangunan dapat merasa lebih nyaman tinggal didalam bangunan itu, dan juga bangunan menjadi bangunan yang menyandang predikat ramah lingkungan.

               Di zaman yang serba maju ini tentu kita haruslah berpikir lebih rasional dan merespon keadaan lingkungan seefektif mungkin pada bangunan agar bangunan yang dibangun karena kebutuhan manusia tidak merusak lingkungan tetapi justru memanfaatkan potensi alam yg ada, dengan begitu setidaknya manusia dan alam akan memiliki hubungan yg erat, karena manusia sangatlah membutuhkan alam sebagai tempat tinggal ataupun bertahan hidup, maka apa jadinya jika bangunan yg dibangun untuk memenuhi kebutuhan manusia malah merusak alam atau melawan kehendak alam, itu akan merugikan mereka sendiri karena telah merusak lingkungan tempat mereka tinggal.


#3 RANGKUMAN BUKU ARSITEKTUR & LINGKUNGAN

1.1 ARSITEKTUR BIOLOGIS

   Arsitektur biologis adalah suatu ilmu penghubung antara manusia dan lingkungannya secara keseluruhan. kata biologis itu sendiri berasal dari kata bios yang berarti kehidupan / alam tumbuh-tumbuhan dan logos yang berarti dunia teratur, dunia berakal.
Rumah tempat tinggal bisa dianggap sebagai suatu susunan organis yg berfungsi sebagai kulit manusia.

1.2 LINGKUNGAN.MANUSIA

     Setiap pembaruan merupakan suatu pembaruan atau perubahan lingkungan yang berarti perhatian atas arsitekturenya dan atas kualitas kehidupan manusia. Kualitas masa lalu hingga sekarang cenderung terus menurun.

1.3 PENGARUH ENERGI

    Salah satu cara untuk mencapai keseimbangan dengan alam ialah memberikan perhatiaan lebih pada daya energi yg digunakan, kita membutuhkan perhitungan energi dengan memperhatikan, misalnya:
·         Energi untuk eksploitasi  bahan bangunan
·         Energi untuk persiapan bahan bangunan
·         Energi untuk transportasi bahan bangunan
·         Energi untuk mendirikan gedung
·         Energi untuk memelihara gedung
·         Energi untuk perubahan penggunaan gedung
·         Energi untuk membongkar gedung tersebut dsb.

1.4 TEKNOLOGI PROTEKTIF (PERLINDUNGAN)

   Menurut Prof.H.R.Hugi pada makalahnya Angepesste Technologie fur Entwicklungslander keseimbangan meliputi :
·         Seimbang dengan alam
·         Seimbang dengan manusia
·         Seimbang dengan lingkkungan



2. PENGERTIAN WAKTU
 
2.1   SEJARAH

    pembangunan dan kebudayaan merupakan bentuk sejarah manusia. Terutama pada masa yang lalu pembangunan rumah kediaman berarti tanda kehidupan, berarti aktivitas oleh masyarakat setempat.

2.2   Waktu sekarang
 
 Waktu sekarang merupakan peralihan antara sejarah masa lampau dan masa depan. Cara membangun sudah berubah. Pada masa lalu atap merupakan perlindungan dan tujuan utama rumah kediaman, sedangkan pada masa sekarang sudah jauh berbeda karena penghuni bermukim lebih padat. Kini dibutuhkan keamanan untuk rahasia pribadi, sehingga dinding-dinding dibangun.

2.3  Masa depan 
suatu masa yang akan datang, atau belum datang saat ini.

 
PENGERTIAN RUANG
A.      Alam
       Manusia dan kebudayaannya serta peradaban yang dihasilkan terletak pada alam disekitarnya dengan hukum alamnya. Dari keseimbangan dengan lingkungan sosial-kebudayaan tertentu, kemudian dibuat faktor-faktor lingkungan, serta pembangunan rumah, pondok dan sebagainya. Kualitas perumahan akan meningkat dengan keselarasannya dengan alam sekitar, ketentuan ini akan menjadi dasar ekologi manusia.
B.      Manusia
        Pengertian ruang sejauh berhubungan dengan manusia merupakan sesuatu yang sangat sulit dijabarkan, sama sulitnya dengan pengertian ruang dalam kaitannya dengan masyarakat.
C.      Masyarakat
         Selamanya manusia bekerja dan melakukan sesuatu yang berimbang dengan kemanusiaan dan alam. Kesulitan selalu terdapat pada manusia dan citra dirinya, yakni hubungannya sebagai individu dengan masyarakat, kebudayaan dengan agama. Sebagai keterangan, misalnya kita dapat mengerti bahwa kelaparan yang terdapat diseluruh dunia dapat diubah dengan makanan.

D.      Bangunan
PENGERTIAN UKURAN
A.      Perbandingan arsitektur alam dan teknik
Arsitektur masa depan harus lebih efisien dengan menggunakan energi yang jauhlebih sedikit. Arsitektur seharusnya lebih biologik.
B.      Peradaban (sivilisasi) dan kebudayaan
PENGERTIAN FUNGSI
      Fungsi menentukan arti. Perlindungan terhadap kehidupan manusia ialah tujuan pembangunan. Fungsi melindungi tidak boleh dicampur dengan fungsionalisme sebagai gaya arsitektur.

A.      Situasai dan analisa site
Analisa site sebagai dasar perencanaan tidak mencukupi lagi untuk perencanaan kulit manusia ketiga jika hanya arsitek saja yang menentukan letak site tersebut.

B.      Ruang dan iklim
Bangunan dan konstruksinya dibutuhkan manusia antara lain untuk menghdapi pengaruh iklim.

C.      Energi dan bahan bangunan
D.      Cara membangun dan konstruksi bangunan
a)      Bagian bangunan utama
b)      Bagian bangunan yang bersifat pelengkap



E.       Ruang dan bentuk
J. A. Scheiderfrankan seorang ahli filsafat penulis buku Geist und form dengan nama samaran Bo Yin Ra mengemukakan tentang arti bentuk sebagai faktor teratur pada jiwa manusia :
“ lingkungan kita harus memperlihatkan bentuk yang kita rasakan sebagai murni dan benar! Jangan kita lupa, bahwa semua lingkungan kita mempengaruhi kita kembali dan membentuk kita! “
 
PENGERTIAN LINGKUNGAN
a.       Lingkungan alam
Sifat, cara pemilihan dan pengelolaan atas tanah serta bangunan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, ikut menjadi faktor penentu dalam pembangunan pemukiman maaupun kelangsungan kehidupan manusia sehari-hari.
b.      Lingkungan sekitar (Lingkungan buatan)
Tuntutan tersebut harus dijawab dengan menggalakkan penggunaan bahan bangunan setempat seperti kayu, bambu, batu kali, tanah liat, tras, pasir, rumbia dan mengurangi penggunaan bahan bangunan seperti semen, asbes semen, plastik, baja, kaca, aluminium dan sebagainya yang penyediannya sangat memboroskan energi dan sumber alam.  
 
c.       Lingkungan sosial dan ekonomi
BAHAN BANGUNAN BIOLOGIS
d.      Bahan bangunan yang dapat dibudidayakan lagi
a)      Kayu
b)      Bambu
c)       Rumbia, alang-alang dan ijuk
e.      Bahan bangunan alam yang dapat digunakan lagi
a)      Tanah, tanah liat dan lempung
b)      Batu alam
f.        Bahan bangunan alam yang dapat disediakan oleh industrial
a)      Batu buatan yang dibakar (batu merah)
b)      Genting flam dan genting pres
c)       Batu buatan yang tidak dibakar (batako)
PERENCANAAN ARSITEKTUR BIOLOGIS
 
a.      
 Tujuan pembangunan biologis
Penyelidikan arsitektur dan pembangunan mempunyai tujuan yang berbeda satu sama lain. Dalam penyelidikan itu biasanya bagian teknik dan ekonomi lebih diutamakan, sekalipun teknik tersebut belum pasti menjadi teknik yang terbaik. Pada umumnya dalam hal-hal dasar dan standar, terutama dibidang bahan, bangunan biologik masih mengalami cacat. Sebenarnya, pada semua penyelidikan seharusnya 
diperhatikan juga soal psikologi dan ekologi secara indisipliner.
b.       
Bentuk bangunan dan bahan bangunan
Bahan bangunan dan konstruksi bangunan adalah dua unsur pembentuk bangunan. Akan tetapi bentuk bangunanpun ditentukan oleh fungsinya, menurut kebutuhan dasar penghuninya dan cara membangunnya, yaitu cara membatasi ruang tersebut secara konstruktif dengan lantai, dinding, susunan atap dan sebagainya.
c.      
  Sistem perencanaan
Perencanaan arsitektur biologik dengan bahan bangunan biologik merupakan suatu lintas ilmu yang melibatkan antara lain insinyur, ahli bangunan dan pemberi tugas (bouwheer). Kerja sama yang baik antara mereka yang terlibat akan memungkinkan optimalisasi dalam perencanaan.
d.       
Arsitektur tradisional
Istilah arsitektur tradisional dapat diartikan sebagai suatu arsitektur yang diciptakan/dilakukan dengan cara yang senantiasa sama sejak beberapa generasi. Dengan demikian, arsitektur tradisional memperlihatkan hubungan manusia dengan sejarahnya dalam bidang bangunan dan permukiman.
a.       Menuju arsitektur biologis
a)      Pendahuluan
b)      Rudolf Doernach
c)       Peter Schmid
b.      prospek mendatang
 
 

#4 RANGKUMAN DASAR BUKU ARSITEKTUR EKOLOGI



A. PENGANTAR EKOLOGI DASAR DAN FISIKA BANGUNAN
1.1.    Dasar-dasar ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ekologi itu sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Ernst Haeckel, ahli ilmu hewan pada tahun 1869 sebagai ilmu interaksi antara segala jenis mahluk hidup dan lingkungannya. Sedangkan menurut arti kata dalam bahasa yunani ekologi berarti ilmu tentang rumah atau tempat tinggal mahluk hidup.
1.2.      Aliran dalam ekosistem
 Organisme-organisme dan kemampuannya tergantung pada aliran energi dan zat-zat yang dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk memproduksi materi organik. 
 
1.3.       Iklim dan ruang
              Iklim merupakan susunan keadaan atmosferis dan cuaca dalam jangka waktu dan daerah tertentu. Iklim pada tempat tertentu dapat diterangkan berdasarkan urutan terjadinya keadaan-keadaan tersebut.
 
1.4.       Cahaya
              Cahaya merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh aneka warna elktromagnetic, Cahaya adalah bagian penting bagi kehidupan manusia, terutama untuk mengenali lingkungan dan menjalankan aktivitasnya.
 
.5.       Bunyi
                Indra pendengaran adalah telinga manusia. Daun telinga berfungsi sebagai corong untuk mengumpulkan getaran bunyi.
 
B.      PEMBANGUNAN DAN KERUSAKAN ALAM
2.1.       Ekologi dan arsitektur ekologis
                   Pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan timbal-balik dengan lingkungan alamnya dinamakan arsitektur ekologis atau eko-arsitektur.
2.2.       Unsur  pokok eko-arsitektur dan pengaruh pencemaran pada kesehatan manusia
                   Bagi banyak manusia tradisional segala materi terdiri dari empat unsur yaitu udara (angin), air (banyu), tanah/bumi (lemah), dan api/energi (geni). Walaupun menurut pengetahuan masa kini, hal tersebut jauh lebih rumit. Empat unsur tersebut dapat dianggap sebagai awal pembicaraan hubungan timbal-balik antara gedung dan lingkungan.
2.3.       Kualitas arsitektur dan tugas sang arsitek
              Arsitektur ekologis sebenarnya lebih indah, lebih tepat guna daripada pembangunan biasa saja, yang menonjol adalah kualitas arsitektur yang tinggi. Kualitas biasanya sulit diukur dan ditentukan, terlebih lagi dari bidang arsitektur. Dimana garis batas antara arsitektur yang bermutu tinggi (berkualitas) dan arsitektur yang biasa saja.
 
C.      JEJAK EKOLOGIS
3.1.       Pengertian jejak ekologis dan sekitarnya
                   Setiap makhluk, manusia, binatang atau tumbuhan,merindukan kehidupan. Akan tetapi, tidak ada makhluk yang mampu memuaskan nafsu kehidupannya tanpa membatasi kualitas kehidupan makhluk yang lain.
 
3.2.       Jejak ekologis dan pengaruh atas pembangunan
                  Tumbuhan sebagai makhluk tetap berada di tempat pengolahan sampah dalam rangka kerja sama dengan organisme perombak sehingga lingkungan hidupnya tetap terjaga.
 
3.3.       Alam sebagai pola perencanaan
             
                   Sstruktur-struktur alam selalu terbentuk sebagai peredaran alam rumah adalah buatan manusia walaupun demikian menurut paham orang jawa rumah dianggap memiliki wahyu, berarti rumsh jugs jsdi orgsnisme alam.
 
D.      MEMBANGUN UNTUK MENGHUNI
4.1.       Hubungan antara kegiatan manusia dan ketergantungan pada tempat
                Secara garis besar ini memperhatikan pembangunan dengan sendirinya maupun arsitektur yang berarti fungsi, bentuk, proporsi, teknik, dan sebagainya bahkansbagainya mengutamakan penentuan tempat yang bertuah, penanaman bangunan di dalam tanah, hubungan-hubungan yang sungguh-sungguh di antara bangunan buatan dan dunia alam yang menyumbangkan segala kehidupan dalam agama hindu.
4.2.       Membangun sebagai organisasi fungsi
             Kehidupan pada umumya terjadi di dalam ruang yang dibangun oleh manusia. Istilah ruang (space) tidak hanya meliputi ruang dalam, tetapi juga ruang luar, misalnya jalan yang dibentuk oleh dinding, rumah, atau tanaman sekeliling. Kualitas kenyamanan, sifat, dan bentuk ruang juga mempengaruhi jiwa penghuni.
 
4.3.       Cipta rasa dan karsa
             Setelah mata manusia sejak berabad-abad merupakan organ pancaindra yang utama , pembatasan yang diakibatkan kenyataan tersebut makin jelas. Pada masa kini timbul keinginan untuk memanfaatkan daya tanggap dengan semua pancaindra.
 
4.4.       Menghuni dan partisipasi penghuni
              Proses menghuni adalah proses belajar, memahami lingkungan, ruang pranata sosial di bentuk pertama kali dalam lingkungan terkecil, yaitu keluarga.
 
E.       MEMBANGUN SECARA EKOLOGIS (basic eco-design standard)
5.1.       Kawasan penghijauan diantara kawasan pembangunan
                 Perkembangan kawasan bangunan yang liar dan tidak teratur akan menghancurkan kehidupan alam dan menciptakan kota yang layak dihuni.
 
5.2.       Tapak bangunan bebas gangguan geobiologis dan radiasi elektromagnetik buatan yang minimal
                 Selain komunikasi antara manusia dan ibu bumi, radiasi lingkungan, irama aktivitas matahari atau cuaca, memengaruhi kehidupan secara positif karena terjadi secara terus-menerus.
 
5.3.       Rantai bahan dan bahan bangunan ekologis
5.3.1   Pembangunan dan kesehatan
5.3.2   Bahan bangunan ekologis
5.3.3   Peredaran bahan dan rantai bahan
5.4.       Ventilasi alam dalam gedung
5.4.1   Penyegaran udara secara pasif
5.4.2   Penyegaran udara secara aktif
5.5.       Kelembapan sebagai ancaman konstruksi dan kesehatan
5.5.1   Lapisan permukaan dinding/langit yang mampu mengalirkan uap air
5.5.2   Kelembapan tanah dan konstruksi bangunan yang kering
5.5.3   Kesinambungan pada struktur dan konstruksi
5.6.       Kesinambungan pada struktur
                Hubungan antara masa pakai bahan bangunan dan struktur bangunan mempengaruhi pilihan struktur dan penggunaan bahan bangunan.
 
5.7.       Bentuk/proporsi ruang
5.7.1   Penentuan bentuk
     Di bidang arsitektur, ukuran biasanya berhubungan dengan hunian manusia, tetapi karena ukuran gedung secara metafistis dapat disamakan dengan mikrokosmos yang melambang makrokosmos mengandung cirri fisis maupun metafisis.
5.7.2   Arsitektur harmonikal
      Gagasam tentang kosmos yang harmonikal dan kesamaan di antara ilmu fisika dan tanggapan di bidang music tampil ke depan pada teori kuantum.
 
5.8.       Pembangunan berkelanjutan (ekologis)
           Setiap konstruksi bangunan yang didirikan oleh manusia dari bahan bangunan apapun, sesudah selesai akan menjadi tua, lemah, dan dikemudian hari mulai runtuh.
 
5.9.       Bangunan bebas hambatan dan mobilitas
           Dari segi sosial maupun ekonomi, bangunan seharusnya bebas hambatan, bangunan dapat di manfaatkan oleh semua orang.


F.       MEMBANGUN KEMBALI DAN RESIKLING
6.1.       Membangun kembali dan mengganti kerugian
                   Membangun berarti membongkar dengan seksama atau memperbaiki kesalahan yang telah dibangun shingga dosa dosa arsitek masa kini dapat termaafkan.
6.2.       Sampah asal dari kegiatan pembangunan dan susunannya
                  
                    Penumpukan sampah secara liar dapat mengancam lingkungan dengan kebakaran sampah yang tidak terkontrol, merupakan sumber racun dan penyakit.
6.3.       Pengolahan sampah
                     Pentingnya sistem pengolahan sampah dapat disamakan dengan pentingnya sistem air bersih dan juga limbah. 
 

#5 GIANT SEA WALL

             Proyek tanggul raksasa yang lebih dikenal dengan nama Giant Sea Wall akan membentang di Teluk Jakarta sepanjang 30 km. Proyek pemerintah DKI Jakarta yang bekerja sama dengan pemerintah Belanda tersebut akan berada di lepas pantai sejauh 6-8 km dari garis pantai. Tujuan dari proyek tanggul raksasa ini yaitu untuk mengurangi banjir, menyediakan air tawar bersih, dan membangun pesisir. Nyatanya, proyek tersebut diprediksikan akan menimbulkan masalah.

       Opini tersebut dilontarkan oleh Muslim Muin, Ph.D. (Ketua Kelompok Keahlian Teknik Kelautan ITB). Menurutnya, proyek yang menelan dana lebih dari 280 triliun rupiah tersebut bukan merupakan solusi permasalahan banjir dan penurunan tanah yang terjadi di Jakarta. Jika diteliti lebih lanjut, proyek tersebut justru akan membawa kerugian.

        Menurutnya, Jakarta tak perlu bangun Giant Sea Wall.
Giant Sea Wall akan menyebabkan kecepatan air sungai berkurang akibat jauhnya muka air (titik terendah untuk mengalirkan air). Seperti yang kita ketahui debit sungai adalah perkalian antara kecepatan air dan luas penampang sungai, sehingga jika kecepatan air menurun maka mau tak mau luas penampang suang harus diperbesar. Padahal, terdapat tiga belas sungai sungai yang bermuara di Teluk Jakarta sehingga bisa diperkirakan bahwa debit airnya tidak sedikit. Menurut Muslim, masalah ini hampir tidak mungkin diselesaikan dengan menambah lebar sungai (karena pemukiman dan sebagainya).
 
Biaya operasional juga dipertanyakan dalam proses pengaliran air sungai untuk menurunkan muka air.
 
Bukan Solusi

          Pembangunan Giant Sea Wall disebutkan sebagai solusi dari ancaman rob yang akan melanda Jakarta. "Kanal Banjir Barat (KBB) dan Kanal Banjir Timur (KBT) tidak cukup untuk melindungi ibu kota dari bencana banjir, diperlukan Giant Sea Wall agar pengamanannya semakin lengkap, terutama dalam mengatasi banjir rob," ungkap Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta, pada Senin (11/02/13) via antaranews.com.

          Menurut Muslim, rob adalah fenoma alam biasa dimana muka air laut tinggi. Rob akan menjadi banjir rob karena terjadinya subsidence (penurunan tanah). Menurutnya tak perlu tanggul raksasa, cukup dengan membangun struktur yang kurang sensitif terhadap subsidence pada daerah yang mengalami penurunan tanah maka permasalahan ini dapat diselesaikan.
 
           Jika Giant Sea Wall dibangun, mau tak mau dua pelabuhan ikan Nusantara akan ditutup, puluhan bahkan ratusan ribu warga nelayan harus dipindahkan. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Muara Karang juga harus ditutup karena aliran air pendingin tidak lagi tersedia. Kalaupun dipertahankan, biaya operasinya sangat besar karena memerlukan pompa yang berjalan terus. Diperlukan dana sebesar 30 triliun rupiah untuk membangun pembangkit listrik yang setara dengan PLTU Muara Karang.
 
          Giant Sea Wall sendiri juga diperkirakan dapat memperparah kondisi lingkungan Teluk Jakarta karena akan memerangkap polutan di dalam daerahnya. Hal ini disebabkan karena bukaan yang rencananya akan dibangun tidak akan cukup untuk membentuk sirkulasi air. Untuk mengatasi hal ini, rencananya akan dilakukan proyek pembersihan air sebelum memasuki Teluk Jakarta. Menurut Muslim, pembersihan air semacam ini bisa menelan biaya sebesar 5 triliun rupiah setiap tahun dan memicu kemunculan proyek-proyek lain.
 
Proyek ini agaknya perlu dikaji ulang. Menurut Muslim, Giant Sea Wall bukanlah solusi yang tepat. Muslim mengusulkan alternatif lain yaitu River Dike. River Dike versi Muslim yaitu pembuatan tanggul sepanjang pantai pada daerah yang mengalami penurunan tanah atau subsidence dan mempertinggi tanggul sungai.