Senin, 25 Desember 2017

MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN








Pembangunan yang terus berjalan telah banyak menghabiskan sumber daya alam dan mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada alam. Dan tidak jarang juga pembangunan tersebut mempunyai pengaruh negatif secara sosial-ekonomi pada daerah itu sendiri. Dengan semakin berkembangnya budaya dan teknologi, kebutuhan manusia akan terus berkembang, sementara daya dukung alam tidak semakin baik Menghadapi masalah ini diperlukan usaha-usaha untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan dan alam tetapi kebutuhan manusia juga tetap dipenuhi dengan baik. Salah satu cara terwujudnya tujuan diatas adalah dengan menerapkan pembangunan infrastruktur yang memenuhi kriteria Green Building dalam pemilihan material yang tepat bagi pembangunan yang terus berjalan ini. Selain dapat menghemat sumber daya alam yang dipakai, juga berakibat positif bagi pemakai bangunan. Karena pemakai bangunan dan alam ditempatkan dalam posisi yang sama saat pengambilan keputusan.

Menurut Green building Council Indonesia (GBCI), Green Building adalah bangunan baru ataupun bangunan lama, yang direncanakan dibangun, dan dioperasikan dengan memperhatikan faktor-faktor keberlanjutan lingkungan. Green building merupakan bagian dari sustainable building yang bertujuan untuk meningkatkan nilai suatu bangunan yang berfungsi keseluruhan, baik bangunan atau penghuni untuk lingkungan. Green building, tidak hanya mengenai bangunan dengan banyak taman atau tanaman, namun juga mengenai tahapan sumber, produksi, penggunaan produk serta pembuangan. Green material mengambil material produksi lokal, dengan maksimal jarak hanya 1000 kilometer. Dan penggunaan material ramah lingkungan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pemanfaat material lokal dan pemanfaatan bahan daur ulang.

Konsep pembangunan arsitektur hijau (Green Building Architecture) menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan usai pembangunan. Pada umumnya, desain rancang bangunan ramah lingkungan memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami. Dengan demikian, pembangunan ramah lingkungan dapat diketakan sebagai bangunan yang hemat energi dimana sistem bangunan didesain sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi pemakaian listrik untuk pencahayaan dan tata udara. Sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara pada siang hari. Disamping itu, desain bangunan hemat energi berorientasi pada membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan. Dan untuk atap-atap bangunannya, banyak dikembangkan menjadi taman atap (roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah).

Pemanfaatan material bekas atau sisa (daur ulang) untuk bahan renovasi bangunan dapat menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Sebagai contoh; kusen, daun pintu atau jendela, kaca, teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan dengan memberi sentuhan baru yang dapat menciptakan kesan indah pada bangunan. Selain itu, kini telah terdapat 


terobosan baru dalam dunia konstruksi mengenai penggunaan material struktur dengan limbah sebagai salah satu komponennya, seperti pemakaian flyash, silica fume pada beton siap pakai dan beton pra cetak. Tidak hanya itu, pada sistem pelaksanaan konstruksi juga memperkenalkan material yang mengurangi ketergantungan dunia konstruksi pada pemakaian material kayu sebagai perancah. Dengan melakukan pemanfaatan material hasil daur ulang dalam pembangunan infrastruktur dapat menekan biaya pengeluaran yang melonjak seiring berjalannya waktu mengingat material yang diproduksi sangat terbatas jumlahnya. Walaupun begitu, kualitas material yang didapat dari proses daur ulang tersebut tetap bagus dan kuat.


Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut menurut I Putu Gede Andy Pandy : 


1. Tidak beracun sebelum maupun sesudah digunakan. 

2. Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan. 

3. Dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan). 

4. Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan). 

5. Dapat terurai dengan mudah secara alami. 


Material yang ramah lingkungan menurut kriteria diatas misalnya; batu bata, semen, batu alam, keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan atau tidaknya material bisa diukur dari kriteria tersebut atau dari salah satu kriteria saja, seperti kayu yang makin sulit didapat, tapi bila dipakai dengan hemat dan benar bisa membuat kita merasa makin dekat dengan alam karena mengingatkan kita pada tumbuh-tumbuhan.



Contoh Material

Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.

  • Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis(sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu). 


Kelebihan Rangka Atap Baja Ringan
  • Tidak perlu di cat lagi. 
  • Bahan bangunan yang ringan sehingga tidak memberatkan struktur. 
  • Tidak terkena serangan rayap, hal ini berbeda dengan kayu yang punya resiko keropos dimakan rayap. 
  • Mutu materialnya tidak berubah-ubah, tidak melapuk karena usia lanjut. 
  • Proses pemasanganya cepat. 
  • Tahan terhadap karat. 
  • Lebih hemat biaya 


Kekurangan Rangka Atap Baja Ringan
  • Pemilihan material memerlukan perhitungan struktur yang teliti dan kuat, karena jika ada yang salah maka atap bisa roboh total. 
  • Tergolong sebagai material rangka atap yang cukup mahal dibanding jenis lainya, namun keberadaan kayu yang semakin langka telah membuat baja ringan menjadi lebih murah untuk digunakan. 
  • Tidak bisa asal membuat rangka atap, perlu gambar kerja yang benar sehingga atap bisa dibangun dan berfungsi dengan baik. 
  • Dari segi tampilan arsitektur terlihat kurang bagus jika tidak didesain sedemikian rupa, oleh karena itu diperlukan plafond penutup agar langit-langit terlihat bagus. 
  • Tidak terjual bebas di toko bahan bangunan, jadi harus memesan langsung pada supplier rangka atap baja ringan yang biasanya menawarkan harga perencanaan 
  • Membutuhkan tukang tertentu yang ahli. 

  • Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).


KELEBIHAN KUSEN ALUMINIUM
  • Bahan aluminium sangat awet dan tahan lama, tidak dimakan rayap, tidak menyusut seperti kayu dan tidak akan mengalami perubahan bentuk akibat cuaca. 
  • Kusen aluminium lebih tahan keropos dan tidak dimakan rayap. 
  • Kusen aluminium lebih ringan tapi kuat sehingga dari segi pemasangan lebih cepat. 
  • Perawatan untuk kusen aluminium lebih mudah dan simpel sehingga menjadi daya tarik pembeli. 
  • Tampilan kusen aluminium dapat dicat dengan warna kayu atau motif lainnya. 
  • Dari segi biaya kusen aluminium lebih murah karena lebih tahan lama dan awet. 


KEKURANGAN KUSEN ALUMINIUM
  • Desain dan bentuk kusen aluminium sangat terbatas karena memang harus buatan pabrik. Sehingga tidak semua desain kusen bisa menggunakan aluminium 
  • Pemasangan kusen aluminium menggunakan alat fischer yang mengandalkan kekuatan sekrup fischer. Sekrup tersebut diborkan dan ditanam pada openingan jendela maupun pintu yang sudah rapi diplester dan diaci. 
  • Fabrikasi kusen jendela maupun pintu harus benar-benar disesuaikan dengan ukuran dilapangan karena jika ternyata kondisi openingan ternyata selisih dengan kusen yang telah dibuat maka kusen tersebut tidak akan bisa dipasang. Sehingga ukuran memang harus benar-benar akurat. 
  • Cara pemasangan kusen hanya mengandalkan sekrup yang dipasang melekat pada dinding. sehingga pemasangan harus benar-benar presisi sehingga disarankan untuk tidak menggunakan kusen aluminium yang terlalu tipis dan bermutu rendah. 
  • Kadangkala saat pemasangan kusen menyebabkan sudutan pada openingan menjadi rusak sehingga harus memperbaiki lagi sudutan tersebut. 
  • Sambungan antara siku atau kaca dapat menyebabkan air hujan masuk. Salah satu solusinya antara openingan dengan kusen diberi sealant yang netral (tidak asam atau basa). Sealant ini berbeda dengan sealant karet pada kaca. Sealant karet berfungsi untuk menahan muai kembang susut pada kaca agar tidak pecah. 
  • Tidak semua desain atau konsep rumah cocok dengan kusen aluminium. Dengan kata lain jika anda menginginkan kusen aluminium ada baiknya buat lah konsep rumah yang sesuai.


  • Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.Kehalusan permukaan dan warna bahan bangunan sangat menentukan iklim mikro di sekitar bangunan, warna cerah dan permukaan licin adalah pemantul sinar matahari yang baik dan menaikkan suhu sekitar. Warna gelap dan permukaan kasar akan membantu meredam dan menyerap sinar dan panas matahari. Bahan bangunan berpori mudah meluncurkan panasndan meluncurkannya kembali jika suhu udara disekitarnya menurun. Sangat bijaksana jika memanfaatkan bahan-bahan bangunan alami seperti aslinya untuk pelapis dinding dan lantai luar.


Kelebihan Bata Ringan:
  • Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat menghasilkan dinding yang rapi 
  • Tidak memerlukan siar yang tebal sehingga menghemat penggunaan perekat. 
  • Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban struktur. 
  • Pengangkutannya lebih mudah dilakukan. 
  • Pelaksanaannya lebih cepat daripada pemakaian bata biasa. 
  • Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya ditentukan hanya 2,5 cm saja. 
  • Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadinya rembesan air. 
  • Mempunyai kekedapan suara yang baik. 
  • Kuat tekan yang tinggi. 
  • Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi. 


Kekurangan Bata Ringan:
  • Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran tanggung, membuang sisa cukup banyak. 
  • Perekatnya khusus. Umumnya adalah semen instan, yang saat ini sudah tersedia di lapangan. 
  • Diperlukan keahlian khusus untuk memasangnya, karena jika tidak dampaknya sangat kelihatan. 
  • Jika terkena air, maka untuk menjadi benar-benar kering dibutuhkan waktu yang lebih lama dari bata biasa. 
  • Harga relatif lebih mahal daripada bata merah. 
  • Agak susah mendapatkannya, hanya toko material besar yang menjual bata ringan ini. 
  • Penjualannya pun dalam volume (m3) yang besar.





Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas mengenai material untuk pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan, dapat dipahami bahwa Green Construction ialah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah. Gerakan konstruksi hijau ini juga identik dengan sustainbilitas yang mengedepankan keseimbangan antara keuntungan jangka pendek terhadap resiko jangka panjang,dengan bentuk usaha saat ini yang tidak merusak kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masa depan.





















Sumber: