Kamis, 19 November 2015

#5 GIANT SEA WALL

             Proyek tanggul raksasa yang lebih dikenal dengan nama Giant Sea Wall akan membentang di Teluk Jakarta sepanjang 30 km. Proyek pemerintah DKI Jakarta yang bekerja sama dengan pemerintah Belanda tersebut akan berada di lepas pantai sejauh 6-8 km dari garis pantai. Tujuan dari proyek tanggul raksasa ini yaitu untuk mengurangi banjir, menyediakan air tawar bersih, dan membangun pesisir. Nyatanya, proyek tersebut diprediksikan akan menimbulkan masalah.

       Opini tersebut dilontarkan oleh Muslim Muin, Ph.D. (Ketua Kelompok Keahlian Teknik Kelautan ITB). Menurutnya, proyek yang menelan dana lebih dari 280 triliun rupiah tersebut bukan merupakan solusi permasalahan banjir dan penurunan tanah yang terjadi di Jakarta. Jika diteliti lebih lanjut, proyek tersebut justru akan membawa kerugian.

        Menurutnya, Jakarta tak perlu bangun Giant Sea Wall. Mengapa? Selain biaya yang mahal ditambah biaya operasional yang belum dihitung, dampak Giant Sea Wall ke depannya justru malah akan memperparah banjir di Jakarta, merusak lingkungan laut Teluk Jakarta, mempercepat pendangkalan sungai, mengancam sektor perikanan lokal, dan menyebabkan permasalahan sosial.

         Giant Sea Wall akan menyebabkan kecepatan air sungai berkurang akibat jauhnya muka air (titik terendah untuk mengalirkan air). Seperti yang kita ketahui debit sungai adalah perkalian antara kecepatan air dan luas penampang sungai, sehingga jika kecepatan air menurun maka mau tak mau luas penampang suang harus diperbesar. Padahal, terdapat tiga belas sungai sungai yang bermuara di Teluk Jakarta sehingga bisa diperkirakan bahwa debit airnya tidak sedikit. Menurut Muslim, masalah ini hampir tidak mungkin diselesaikan dengan menambah lebar sungai (karena pemukiman dan sebagainya). Satunya-satunya cara yang dapat dilakukan adalah melakukan pengerukan sungai untuk mengurangi laju sedimentasi. Jika pengerukan sungai ini tidak rutin (dengan konsekuensi adanya tambahan biaya operasional), maka yang akan terjadi adalah banjir.

         Biaya operasional juga dipertanyakan dalam proses pengaliran air sungai untuk menurunkan muka air. Diperlukan pompa yang besar untuk mengalirkan air dari Jakarta ke daerah bagian dalam Teluk Jakarta yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit agar menyala selama 24 jam nonstop. Muslim memperkirakan biaya untuk pompa ini sebesar 300 miliar rupiah setiap tahun untuk keadaan normal. Belum lagi ketika debit air membesar ketika banjir, kebutuhan daya pompa tentunya membengkak.

Bukan Solusi

          Pembangunan Giant Sea Wall disebutkan sebagai solusi dari ancaman rob yang akan melanda Jakarta. "Kanal Banjir Barat (KBB) dan Kanal Banjir Timur (KBT) tidak cukup untuk melindungi ibu kota dari bencana banjir, diperlukan Giant Sea Wall agar pengamanannya semakin lengkap, terutama dalam mengatasi banjir rob," ungkap Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta, pada Senin (11/02/13) via antaranews.com.

          Menurut Muslim, rob adalah fenoma alam biasa dimana muka air laut tinggi. Rob akan menjadi banjir rob karena terjadinya subsidence (penurunan tanah). Menurutnya tak perlu tanggul raksasa, cukup dengan membangun struktur yang kurang sensitif terhadap subsidence pada daerah yang mengalami penurunan tanah maka permasalahan ini dapat diselesaikan. Hal ini juga disebabkan karena tidak semua daerah Jakarta mengalami subsidence, contohnya Tanjung Priuk.

Jika Giant Sea Wall dibangun, mau tak mau dua pelabuhan ikan Nusantara akan ditutup, puluhan bahkan ratusan ribu warga nelayan harus dipindahkan. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Muara Karang juga harus ditutup karena aliran air pendingin tidak lagi tersedia. Kalaupun dipertahankan, biaya operasinya sangat besar karena memerlukan pompa yang berjalan terus. Diperlukan dana sebesar 30 triliun rupiah untuk membangun pembangkit listrik yang setara dengan PLTU Muara Karang.



           Giant Sea Wall sendiri juga diperkirakan dapat memperparah kondisi lingkungan Teluk Jakarta karena akan memerangkap polutan di dalam daerahnya. Hal ini disebabkan karena bukaan yang rencananya akan dibangun tidak akan cukup untuk membentuk sirkulasi air. Untuk mengatasi hal ini, rencananya akan dilakukan proyek pembersihan air sebelum memasuki Teluk Jakarta. Menurut Muslim, pembersihan air semacam ini bisa menelan biaya sebesar 5 triliun rupiah setiap tahun dan memicu kemunculan proyek-proyek lain. Muslim menyatakan bahwa perbaikan mutu air sebaiknya difokuskan pada bagian hulu sungai, bukan malah menampung air di hilir lalu membersihkannya. Kebijakan reklamasi yang direncanakan pun kurang tepat karena akan memusnahkan biota laut. Jika perairan laut tercemar, yang sebaiknya dilakukan pelarangan mengambil hasil laut sementara pemerintah mengontrol pembuangan limbah lebih lanjut dan membuat perbaikan, bukannya reklamasi lingkungan beserta warga.




       Proyek ini agaknya perlu dikaji ulang. Menurut Muslim, Giant Sea Wall bukanlah solusi yang tepat. Muslim mengusulkan alternatif lain yaitu River Dike. River Dike versi Muslim yaitu pembuatan tanggul sepanjang pantai pada daerah yang mengalami penurunan tanah atau subsidence dan mempertinggi tanggul sungai. "Tanggul tersebut dirancang dengan menancapkan tiang-tiang kedalam tanah terlebih dahulu, sehingga kontruksi kuat, walaupun terjadi subsidence namun tanggul tetap akan berdiri," tukas Muslim. Rancangan ini murah dan tidak menutup fasilitas yang ada.









Sumber:
http://www.itb.ac.id/news/3918.xhtml

Kamis, 12 November 2015

#4 RANGKUMAN DASAR BUKU ARSITEKTUR EKOLOGI



A. PENGANTAR EKOLOGI DASAR DAN FISIKA BANGUNAN





1.1.    Dasar-dasar ekologi

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ekologi itu sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Ernst Haeckel, ahli ilmu hewan pada tahun 1869 sebagai ilmu interaksi antara segala jenis mahluk hidup dan lingkungannya. Sedangkan menurut arti kata dalam bahasa yunani ekologi berarti ilmu tentang rumah atau tempat tinggal mahluk hidup.

1.2.      Aliran dalam ekosistem

 Organisme-organisme dan kemampuannya tergantung pada aliran energi dan zat-zat yang dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk memproduksi materi organik. Energi surya terutama dibutuhkan untuk menjalankan peredaran materi tersebut karena elemen-elemen vital dan alat bantu yang dapat digunakan oleh organisme-organisme pada ekologi sistem alam tidak tersebar merata. Aliran ini disebut daur, siklus, atau peredaran.

1.3.       Iklim dan ruang

              Iklim merupakan susunan keadaan atmosferis dan cuaca dalam jangka waktu dan daerah tertentu. Iklim pada tempat tertentu dapat diterangkan berdasarkan urutan terjadinya keadaan-keadaan tersebut.  Sesuai dengan titik pandangan, maka bobot masing-masing keadaan berbeda dan iklim biasanya digolongkan atas 2 jenis iklim yaitu ikim makro dan iklim mikro.

1.4.       Cahaya

              Cahaya merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh aneka warna elktromagnetic, Cahaya adalah bagian penting bagi kehidupan manusia, terutama untuk mengenali lingkungan dan menjalankan aktivitasnya. Tanpa cahaya dunia gelap, menakutkan, tidak ada yang bisa dikenali, dan tidak ada keindahan visual. Dengan cahaya, manusia dapat beraktivitas dengan nyaman dan menikmati kesenian, lingkungan alam dan buatan.

1.5.       Bunyi

                Indra pendengaran adalah telinga manusia. Daun telinga berfungsi sebagai corong untuk mengumpulkan getaran bunyi. Getaran bunyi tersebut kemudian masuk kedalam lubang telinga. Bila getaran bunyi mencapai gendang telinga, maka gendang telinga akan ikut bergetar. Getaran gendang telinga menggetarkan tulang-tulang pendengaran. Selanjutnya tingkap jorong dan rumah siput (koklea) ikut bergetar, demikian pula cairan limfa di dalam rumah siput. Getaran cairan limfa merangsang ujung-ujung saraf yang menyampaikan rangsangan bunyi tersebut ke otak.



B.      PEMBANGUNAN DAN KERUSAKAN ALAM


2.1.       Ekologi dan arsitektur ekologis

                   Pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan timbal-balik dengan lingkungan alamnya dinamakan arsitektur ekologis atau eko-arsitektur.

2.2.       Unsur  pokok eko-arsitektur dan pengaruh pencemaran pada kesehatan manusia

                   Bagi banyak manusia tradisional segala materi terdiri dari empat unsur yaitu udara (angin), air (banyu), tanah/bumi (lemah), dan api/energi (geni). Walaupun menurut pengetahuan masa kini, hal tersebut jauh lebih rumit. Empat unsur tersebut dapat dianggap sebagai awal pembicaraan hubungan timbal-balik antara gedung dan lingkungan.

2.3.       Kualitas arsitektur dan tugas sang arsitek

              Arsitektur ekologis sebenarnya lebih indah, lebih tepat guna daripada pembangunan biasa saja, yang menonjol adalah kualitas arsitektur yang tinggi. Kualitas biasanya sulit diukur dan ditentukan, terlebih lagi dari bidang arsitektur. Dimana garis batas antara arsitektur yang bermutu tinggi (berkualitas) dan arsitektur yang biasa saja.




C.      JEJAK EKOLOGIS



3.1.       Pengertian jejak ekologis dan sekitarnya

                   Setiap makhluk, manusia, binatang atau tumbuhan,merindukan kehidupan. Akan tetapi, tidak ada makhluk yang mampu memuaskan nafsu kehidupannya tanpa membatasi kualitas kehidupan makhluk yang lain. Hal ini berlaku terutama bagi manusia dengan nafsu atas kesejahteraan social, kenikmatan, dan keuntungan material yang tidak dapat terpenuhi.
Dalam hal ini diadakan dua percobaan untuk menyeimbangkan ketidakseimbangan tersebut, yaitu kode etik lingungan dan jejak ekologis (ecological footprint).

3.2.       Jejak ekologis dan pengaruh atas pembangunan

                  Tumbuhan sebagai makhluk tetap berada di tempat pengolahan sampah dalam rangka kerja sama dengan organisme perombak sehingga lingkungan hidupnya tetap terjaga. Lain hakya dengan manusia dengan berpindah-pindah tempat, misalnya manusia. Ketidakperhatian pada rantai bahan sebagai peredaran alam mengakibatkan penyakit menular dan merusak lingkungan alam sekitar.

3.3.       Alam sebagai pola perencanaan
             
                   Sstruktur-struktur alam selalu terbentuk sebagai peredaran alam rumah adalah buatan manusia walaupun demikian menurut paham orang jawa rumah dianggap memiliki wahyu, berarti rumsh jugs jsdi orgsnisme alam. Orgsnisme alam yang mengalami kelahiran,kehidupan,dan kematian dianggap sebagai konsep microkosmos.



D.      MEMBANGUN UNTUK MENGHUNI


4.1.       Hubungan antara kegiatan manusia dan ketergantungan pada tempat

                Secara garis besar ini memperhatikan pembangunan dengan sendirinya maupun arsitektur yang berarti fungsi, bentuk, proporsi, teknik, dan sebagainya bahkansbagainya mengutamakan penentuan tempat yang bertuah, penanaman bangunan di dalam tanah, hubungan-hubungan yang sungguh-sungguh di antara bangunan buatan dan dunia alam yang menyumbangkan segala kehidupan dalam agama hindu.

4.2.       Membangun sebagai organisasi fungsi

             Kehidupan pada umumya terjadi di dalam ruang yang dibangun oleh manusia. Istilah ruang (space) tidak hanya meliputi ruang dalam, tetapi juga ruang luar, misalnya jalan yang dibentuk oleh dinding, rumah, atau tanaman sekeliling. Kualitas kenyamanan, sifat, dan bentuk ruang juga mempengaruhi jiwa penghuni. Sesuai dengan kebutuhan jasmani dan rohani kita, mutu ruang tergantung dari suhu, cahaya, warna, bahan bangunan atau keadaan (tenang atau bising). Ukuran dan suasana ruang harus disesuaikan dengan kebutuhan ruang masing-masing kegiatan.

4.3.       Cipta rasa dan karsa

             Setelah mata manusia sejak berabad-abad merupakan organ pancaindra yang utama , pembatasan yang diakibatkan kenyataan tersebut makin jelas. Pada masa kini timbul keinginan untuk memanfaatkan daya tanggap dengan semua pancaindra.
Perhatian para desain yang mengutamakan fungsi (kegunaan rumah) sering mengbaikan batas-batas kenyamanan serta daya tahan konstruksi dan bahan bangunan. Seperti telah diuraikan di atas juga, semua pancaindra (bukan hanya mata saja) seharusnya terlibat pada waktu manusia menangkap suatu gedung, suatu pandangan yang indah atau lingkungan biasa.

4.4.       Menghuni dan partisipasi penghuni

              Proses menghuni adalah proses belajar, memahami lingkungan, ruang pranata sosial di bentuk pertama kali dalam lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Sebagai proses maka menghuni berjalan seiring waktu, menyenangkan dari waktu, atau menjadi suatu tekanan yang harus dihindari karena berbagai tuntutan yang dibutuhkan untuk memahami, mengikat agar semua bagian dalam pelajaran menghuni terwujud dalam hidup di lingkungan keluarga.

E.       MEMBANGUN SECARA EKOLOGIS (basic eco-design standard)



5.1.       Kawasan penghijauan diantara kawasan pembangunan

                 Perkembangan kawasan bangunan yang liar dan tidak teratur akan menghancurkan kehidupan alam dan menciptakan kota yang layak dihuni. Kota dan pedalaman harus berinteraksi seperti jari yang disambungkan satu sama lain. Jika lahan berbukit-bukit, maka dataran dan lembah dimanfaatkan untuk pedesaan dan pertanian, sedangkan lerengan merupakan perkotaan.

5.2.       Tapak bangunan bebas gangguan geobiologis dan radiasi elektromagnetik buatan yang minimal

                 Selain komunikasi antara manusia dan ibu bumi, radiasi lingkungan, irama aktivitas matahari atau cuaca, memengaruhi kehidupan secara positif karena terjadi secara terus-menerus. Jika pengintensifan radiasi berubah menjadi stabil, maka pengaruhnya atas kehidupan bias negative, berarti akan menimbulkan segala penyakit.

5.3.       Rantai bahan dan bahan bangunan ekologis

5.3.1   Pembangunan dan kesehatan
5.3.2   Bahan bangunan ekologis
5.3.3   Peredaran bahan dan rantai bahan

5.4.       Ventilasi alam dalam gedung

5.4.1   Penyegaran udara secara pasif
5.4.2   Penyegaran udara secara aktif

5.5.       Kelembapan sebagai ancaman konstruksi dan kesehatan

5.5.1   Lapisan permukaan dinding/langit yang mampu mengalirkan uap air
5.5.2   Kelembapan tanah dan konstruksi bangunan yang kering
5.5.3   Kesinambungan pada struktur dan konstruksi

5.6.       Kesinambungan pada struktur

                Hubungan antara masa pakai bahan bangunan dan struktur bangunan mempengaruhi pilihan struktur dan penggunaan bahan bangunan. Jika bambu dipilih sebagai bagian strktur, bagian sekunder, bagian finishing, ataupun bagian utilitas, maka harus selalu dipertimbangkan bahwa masa pakai (life span) bambu terbatas jika dibandingkan dengan kayu, baja, atau beton bertulang.
Berdasarkan kenyataan tersebut, pikiran selanjutnya mengikuti prinsip structural, dimana setiap unsur bangunan yang lebih kuat. Makin banyak bagian bangunan yang tahan lama, makin kecil biaya pemeliharaannya.

5.7.       Bentuk/proporsi ruang

5.7.1   Penentuan bentuk
     Di bidang arsitektur, ukuran biasanya berhubungan dengan hunian manusia, tetapi karena ukuran gedung secara metafistis dapat disamakan dengan mikrokosmos yang melambang makrokosmos mengandung cirri fisis maupun metafisis.

5.7.2   Arsitektur harmonikal
      Gagasam tentang kosmos yang harmonikal dan kesamaan di antara ilmu fisika dan tanggapan di bidang music tampil ke depan pada teori kuantum. Pentingnya angka bulat terhadap angka bulat terhadap angka diferensial dan integral dalam dalil ilmu gerak dan analisa spectral menunjukkan kebenaran pengetahuan kuno tersebut.

5.8.       Pembangunan berkelanjutan (ekologis)

           Setiap konstruksi bangunan yang didirikan oleh manusia dari bahan bangunan apapun, sesudah selesai akan menjadi tua, lemah, dan dikemudian hari mulai runtuh. Lain halnya dengan konstruksi alamiah (pembangunan konstruksi oleh alam sendiri)yang pada saat mulai memanfaatkannya akan tumbuh, kemudian bertambah kuat, dan makin tua, makin tahan lama.

5.9.       Bangunan bebas hambatan dan mobilitas

           Dari segi sosial maupun ekonomi, bangunan seharusnya bebas hambatan, bangunan dapat di manfaatkan oleh semua orang.


F.       MEMBANGUN KEMBALI DAN RESIKLING


6.1.       Membangun kembali dan mengganti kerugian

                   Membangun berarti membongkar dengan seksama atau memperbaiki kesalahan yang telah dibangun shingga dosa dosa arsitek masa kini dapat termaafkan.

6.2.       Sampah asal dari kegiatan pembangunan dan susunannya
                  
                    Penumpukan sampah secara liar dapat mengancam lingkungan dengan kebakaran sampah yang tidak terkontrol, merupakan sumber racun dan penyakit.

6.3.       Pengolahan sampah

                     Pentingnya sistem pengolahan sampah dapat disamakan dengan pentingnya sistem air bersih dan juga limbah.

Rabu, 04 November 2015

#3 RANGKUMAN BUKU ARSITEKTUR & LINGKUNGAN

1.1 ARSITEKTUR BIOLOGIS

   Arsitektur biologis adalah suatu ilmu penghubung antara manusia dan lingkungannya secara keseluruhan. kata biologis itu sendiri berasal dari kata bios yang berarti kehidupan / alam tumbuh-tumbuhan dan logos yang berarti dunia teratur, dunia berakal.
Rumah tempat tinggal bisa dianggap sebagai suatu susunan organis yg berfungsi sebagai kulit manusia. Arsitektur biologis memperlihatkan hubungan erat antara manusia dan lingkungan atau alam sekitar.

1.2 LINGKUNGAN.MANUSIA

     Setiap pembaruan merupakan suatu pembaruan atau perubahan lingkungan yang berarti perhatian atas arsitekturenya dan atas kualitas kehidupan manusia. Kualitas masa lalu hingga sekarang cenderung terus menurun. Kehidupan manusia yang seimbang dengan alam akan membutuhkan pengertian baru bagi istilah-istilah yang ada, seperti misalnya pengertian waktu, ruang, ukuran, fungsi, lingkungan dan sebagainya.

1.3 PENGARUH ENERGI

    Salah satu cara untuk mencapai keseimbangan dengan alam ialah memberikan perhatiaan lebih pada daya energi yg digunakan, kita membutuhkan perhitungan energi dengan memperhatikan, misalnya:
·         Energi untuk eksploitasi  bahan bangunan
·         Energi untuk persiapan bahan bangunan
·         Energi untuk transportasi bahan bangunan
·         Energi untuk mendirikan gedung
·         Energi untuk memelihara gedung
·         Energi untuk perubahan penggunaan gedung
·         Energi untuk membongkar gedung tersebut dsb.

1.4 TEKNOLOGI PROTEKTIF (PERLINDUNGAN)

   Menurut Prof.H.R.Hugi pada makalahnya Angepesste Technologie fur Entwicklungslander keseimbangan meliputi :
·         Seimbang dengan alam
·         Seimbang dengan manusia
·         Seimbang dengan lingkkungan




2. PENGERTIAN WAKTU

2.1   SEJARAH

    pembangunan dan kebudayaan merupakan bentuk sejarah manusia. Terutama pada masa yang lalu pembangunan rumah kediaman berarti tanda kehidupan, berarti aktivitas oleh masyarakat setempat. Kehidupan ditentukan oleh agama, kebudayaan dan masyarakat setempat.

2.2   Waktu sekarang
 
 Waktu sekarang merupakan peralihan antara sejarah masa lampau dan masa depan. Cara membangun sudah berubah. Pada masa lalu atap merupakan perlindungan dan tujuan utama rumah kediaman, sedangkan pada masa sekarang sudah jauh berbeda karena penghuni bermukim lebih padat. Kini dibutuhkan keamanan untuk rahasia pribadi, sehingga dinding-dinding dibangun. Kini orang membutuhkan kesenangan hidup dengan fasilitas aliran listrik, membutuhkan air sehat, lingkungan sehat dengan drainase dan sebagainya. Penghuni tidak dapat membangun rumahnya lagi, karena didahului oleh teknologi dan pengkhususan tukang dan ahli.


2.3  Masa depan 
suatu masa yang akan datang, atau belum datang saat ini.



PENGERTIAN RUANG

A.      Alam

       Manusia dan kebudayaannya serta peradaban yang dihasilkan terletak pada alam disekitarnya dengan hukum alamnya. Dari keseimbangan dengan lingkungan sosial-kebudayaan tertentu, kemudian dibuat faktor-faktor lingkungan, serta pembangunan rumah, pondok dan sebagainya. Kualitas perumahan akan meningkat dengan keselarasannya dengan alam sekitar, ketentuan ini akan menjadi dasar ekologi manusia.

B.      Manusia

        Pengertian ruang sejauh berhubungan dengan manusia merupakan sesuatu yang sangat sulit dijabarkan, sama sulitnya dengan pengertian ruang dalam kaitannya dengan masyarakat.

C.      Masyarakat

         Selamanya manusia bekerja dan melakukan sesuatu yang berimbang dengan kemanusiaan dan alam. Kesulitan selalu terdapat pada manusia dan citra dirinya, yakni hubungannya sebagai individu dengan masyarakat, kebudayaan dengan agama. Sebagai keterangan, misalnya kita dapat mengerti bahwa kelaparan yang terdapat diseluruh dunia dapat diubah dengan makanan. Asal ada makanan, maka kelaparan tidak akan ada. Di bidang perumahan, pembangunan dan pemukiman, cara penyelesaian di atas tidak akan berjalan, justru karena perbedaan pengertian pengertian yang begitu beragam di daerah atau negara masing-masing.

D.      Bangunan


PENGERTIAN UKURAN

A.      Perbandingan arsitektur alam dan teknik
Arsitektur masa depan harus lebih efisien dengan menggunakan energi yang jauhlebih sedikit. Arsitektur seharusnya lebih biologik.
B.      Peradaban (sivilisasi) dan kebudayaan

PENGERTIAN FUNGSI

      Fungsi menentukan arti. Perlindungan terhadap kehidupan manusia ialah tujuan pembangunan. Fungsi melindungi tidak boleh dicampur dengan fungsionalisme sebagai gaya arsitektur. Pengertian fungsi tentunya jauh lebih luas. Pada alam, semuanya bersifat fungsional, semua mempunyai fungsi, dan jikalau arsitektur biologis dapat diterapkan sebagai semacam arsitektur alam maka semuanya juga berfungsi.

A.      Situasai dan analisa site
Analisa site sebagai dasar perencanaan tidak mencukupi lagi untuk perencanaan kulit manusia ketiga jika hanya arsitek saja yang menentukan letak site tersebut. Ia membutuhkan bantuan ahli-ahli lain sehingga penilaian atas site bersifat menyeluruh.

B.      Ruang dan iklim
Bangunan dan konstruksinya dibutuhkan manusia antara lain untuk menghdapi pengaruh iklim. Faktor penting untuk membangun perlindungan terhadap cuaca dan iklim tersebut ialah penyinaran, suhu, kelembaban udara, ventilasi dan sebagainya.

C.      Energi dan bahan bangunan

D.      Cara membangun dan konstruksi bangunan
a)      Bagian bangunan utama
b)      Bagian bangunan yang bersifat pelengkap

a.       Hubungan dan sambungan
Membangun tempat tinggal selalu merupakan usaha merangkai, menyambung, menghubungkan bahan, ruang dan sebagainya. Dengan kata lain sambungan biasanya kita artikan sebagai suatu sambungan mekanik seperti misalnya dua balok kayu yang ditakik sehingga hubungannya erat dan kuat. Sambungan-sambungan kimik atau sambungan-sambungan biologik sampai kini masih jarang digunakan, walaupun sambungan bangunan alam misalnya senua biologik atau kimik.

b.      Ukuran dan proporsi

1.       Pengalaman dasar visual
2.       Pytagoras
3.       Pytagoras telah berhasil dengan penyelidikan mengenai selingan selaras/harmonis dalam bidang musik

E.       Ruang dan bentuk
J. A. Scheiderfrankan seorang ahli filsafat penulis buku Geist und form dengan nama samaran Bo Yin Ra mengemukakan tentang arti bentuk sebagai faktor teratur pada jiwa manusia :
“ lingkungan kita harus memperlihatkan bentuk yang kita rasakan sebagai murni dan benar! Jangan kita lupa, bahwa semua lingkungan kita mempengaruhi kita kembali dan membentuk kita! “


PENGERTIAN LINGKUNGAN

a.       Lingkungan alam

Sifat, cara pemilihan dan pengelolaan atas tanah serta bangunan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, ikut menjadi faktor penentu dalam pembangunan pemukiman maaupun kelangsungan kehidupan manusia sehari-hari.

b.      Lingkungan sekitar (Lingkungan buatan)

Tuntutan tersebut harus dijawab dengan menggalakkan penggunaan bahan bangunan setempat seperti kayu, bambu, batu kali, tanah liat, tras, pasir, rumbia dan mengurangi penggunaan bahan bangunan seperti semen, asbes semen, plastik, baja, kaca, aluminium dan sebagainya yang penyediannya sangat memboroskan energi dan sumber alam. Arsitektur biologik bukan lagi seni semacam seni patung saja, melainkan terutama mendasar pada penggunaan bahan-bahan bangunan biologik.

c.       Lingkungan sosial dan ekonomi

BAHAN BANGUNAN BIOLOGIS

d.      Bahan bangunan yang dapat dibudidayakan lagi
a)      Kayu
b)      Bambu
c)       Rumbia, alang-alang dan ijuk
e.      Bahan bangunan alam yang dapat digunakan lagi
a)      Tanah, tanah liat dan lempung
b)      Batu alam
f.        Bahan bangunan alam yang dapat disediakan oleh industrial
a)      Batu buatan yang dibakar (batu merah)
b)      Genting flam dan genting pres
c)       Batu buatan yang tidak dibakar (batako)

PERENCANAAN ARSITEKTUR BIOLOGIS
a.      

 Tujuan pembangunan biologis

Penyelidikan arsitektur dan pembangunan mempunyai tujuan yang berbeda satu sama lain. Dalam penyelidikan itu biasanya bagian teknik dan ekonomi lebih diutamakan, sekalipun teknik tersebut belum pasti menjadi teknik yang terbaik. Pada umumnya dalam hal-hal dasar dan standar, terutama dibidang bahan, bangunan biologik masih mengalami cacat. Sebenarnya, pada semua penyelidikan seharusnya 
diperhatikan juga soal psikologi dan ekologi secara indisipliner.
b.       
Bentuk bangunan dan bahan bangunan

Bahan bangunan dan konstruksi bangunan adalah dua unsur pembentuk bangunan. Akan tetapi bentuk bangunanpun ditentukan oleh fungsinya, menurut kebutuhan dasar penghuninya dan cara membangunnya, yaitu cara membatasi ruang tersebut secara konstruktif dengan lantai, dinding, susunan atap dan sebagainya.
c.      
  Sistem perencanaan

Perencanaan arsitektur biologik dengan bahan bangunan biologik merupakan suatu lintas ilmu yang melibatkan antara lain insinyur, ahli bangunan dan pemberi tugas (bouwheer). Kerja sama yang baik antara mereka yang terlibat akan memungkinkan optimalisasi dalam perencanaan.
d.       
Arsitektur tradisional

Istilah arsitektur tradisional dapat diartikan sebagai suatu arsitektur yang diciptakan/dilakukan dengan cara yang senantiasa sama sejak beberapa generasi. Dengan demikian, arsitektur tradisional memperlihatkan hubungan manusia dengan sejarahnya dalam bidang bangunan dan permukiman.

a.       Menuju arsitektur biologis
a)      Pendahuluan
b)      Rudolf Doernach
c)       Peter Schmid
b.      prospek mendatang