A.
PENGANTAR EKOLOGI DASAR DAN FISIKA BANGUNAN
1.1. Dasar-dasar ekologi
Ekologi adalah
ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Ekologi itu sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Ernst
Haeckel, ahli ilmu hewan pada tahun 1869 sebagai ilmu interaksi antara segala
jenis mahluk hidup dan lingkungannya. Sedangkan menurut arti kata dalam bahasa
yunani ekologi berarti ilmu tentang rumah atau tempat tinggal mahluk hidup.
1.2. Aliran
dalam ekosistem
Organisme-organisme dan kemampuannya
tergantung pada aliran energi dan zat-zat yang dapat dimanfaatkan sebagai alat
bantu untuk memproduksi materi organik. Energi surya terutama dibutuhkan untuk
menjalankan peredaran materi tersebut karena elemen-elemen vital dan alat bantu
yang dapat digunakan oleh organisme-organisme pada ekologi sistem alam tidak
tersebar merata. Aliran ini disebut daur, siklus, atau peredaran.
1.3. Iklim dan
ruang
Iklim merupakan susunan keadaan
atmosferis dan cuaca dalam jangka waktu dan daerah tertentu. Iklim pada tempat
tertentu dapat diterangkan berdasarkan urutan terjadinya keadaan-keadaan
tersebut. Sesuai dengan titik pandangan, maka bobot masing-masing keadaan
berbeda dan iklim biasanya digolongkan atas 2 jenis iklim yaitu ikim makro dan iklim mikro.
1.4. Cahaya
Cahaya merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh aneka warna elktromagnetic, Cahaya adalah bagian penting bagi
kehidupan manusia, terutama untuk mengenali lingkungan dan menjalankan
aktivitasnya. Tanpa cahaya dunia gelap, menakutkan, tidak ada yang bisa
dikenali, dan tidak ada keindahan visual. Dengan cahaya, manusia dapat
beraktivitas dengan nyaman dan menikmati kesenian, lingkungan alam dan buatan.
1.5. Bunyi
Indra pendengaran adalah telinga
manusia. Daun telinga berfungsi sebagai corong untuk mengumpulkan getaran
bunyi. Getaran bunyi tersebut kemudian masuk kedalam lubang telinga. Bila
getaran bunyi mencapai gendang telinga, maka gendang telinga akan ikut
bergetar. Getaran gendang telinga menggetarkan tulang-tulang pendengaran. Selanjutnya
tingkap jorong dan rumah siput (koklea) ikut bergetar, demikian pula cairan
limfa di dalam rumah siput. Getaran cairan limfa merangsang ujung-ujung saraf
yang menyampaikan rangsangan bunyi tersebut ke otak.
B. PEMBANGUNAN
DAN KERUSAKAN ALAM
2.1. Ekologi dan
arsitektur ekologis
Pembangunan rumah atau tempat
tinggal sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan timbal-balik dengan
lingkungan alamnya dinamakan arsitektur ekologis atau eko-arsitektur.
2.2. Unsur
pokok eko-arsitektur dan pengaruh pencemaran pada kesehatan manusia
Bagi banyak manusia tradisional
segala materi terdiri dari empat unsur yaitu udara (angin), air (banyu),
tanah/bumi (lemah), dan api/energi (geni). Walaupun menurut pengetahuan masa
kini, hal tersebut jauh lebih rumit. Empat unsur tersebut dapat dianggap
sebagai awal pembicaraan hubungan timbal-balik antara gedung dan lingkungan.
2.3. Kualitas
arsitektur dan tugas sang arsitek
Arsitektur ekologis sebenarnya lebih
indah, lebih tepat guna daripada pembangunan biasa saja, yang menonjol adalah
kualitas arsitektur yang tinggi. Kualitas biasanya sulit diukur dan ditentukan,
terlebih lagi dari bidang arsitektur. Dimana garis batas antara arsitektur yang
bermutu tinggi (berkualitas) dan arsitektur yang biasa saja.
C. JEJAK
EKOLOGIS
3.1. Pengertian
jejak ekologis dan sekitarnya
Setiap makhluk, manusia, binatang
atau tumbuhan,merindukan kehidupan. Akan tetapi, tidak ada makhluk yang mampu
memuaskan nafsu kehidupannya tanpa membatasi kualitas kehidupan makhluk yang
lain. Hal ini berlaku terutama bagi manusia dengan nafsu atas kesejahteraan
social, kenikmatan, dan keuntungan material yang tidak dapat terpenuhi.
Dalam hal ini diadakan dua percobaan
untuk menyeimbangkan ketidakseimbangan tersebut, yaitu kode etik lingungan dan
jejak ekologis (ecological footprint).
3.2. Jejak
ekologis dan pengaruh atas pembangunan
Tumbuhan sebagai makhluk tetap
berada di tempat pengolahan sampah dalam rangka kerja sama dengan organisme
perombak sehingga lingkungan hidupnya tetap terjaga. Lain hakya dengan manusia
dengan berpindah-pindah tempat, misalnya manusia. Ketidakperhatian pada rantai
bahan sebagai peredaran alam mengakibatkan penyakit menular dan merusak
lingkungan alam sekitar.
3.3. Alam sebagai
pola perencanaan
Sstruktur-struktur alam selalu terbentuk sebagai peredaran alam rumah adalah buatan manusia walaupun demikian menurut paham orang jawa rumah dianggap memiliki wahyu, berarti rumsh jugs jsdi orgsnisme alam. Orgsnisme alam yang mengalami kelahiran,kehidupan,dan kematian dianggap sebagai konsep microkosmos.
D. MEMBANGUN
UNTUK MENGHUNI
4.1. Hubungan
antara kegiatan manusia dan ketergantungan pada tempat
Secara garis besar ini memperhatikan
pembangunan dengan sendirinya maupun arsitektur yang berarti fungsi, bentuk,
proporsi, teknik, dan sebagainya bahkansbagainya mengutamakan penentuan tempat
yang bertuah, penanaman bangunan di dalam tanah, hubungan-hubungan yang
sungguh-sungguh di antara bangunan buatan dan dunia alam yang menyumbangkan
segala kehidupan dalam agama hindu.
4.2. Membangun
sebagai organisasi fungsi
Kehidupan pada umumya terjadi di
dalam ruang yang dibangun oleh manusia. Istilah ruang (space) tidak hanya
meliputi ruang dalam, tetapi juga ruang luar, misalnya jalan yang dibentuk oleh
dinding, rumah, atau tanaman sekeliling. Kualitas kenyamanan, sifat, dan bentuk
ruang juga mempengaruhi jiwa penghuni. Sesuai dengan kebutuhan jasmani dan
rohani kita, mutu ruang tergantung dari suhu, cahaya, warna, bahan bangunan
atau keadaan (tenang atau bising). Ukuran dan suasana ruang harus disesuaikan
dengan kebutuhan ruang masing-masing kegiatan.
4.3. Cipta rasa
dan karsa
Setelah mata manusia sejak
berabad-abad merupakan organ pancaindra yang utama , pembatasan yang
diakibatkan kenyataan tersebut makin jelas. Pada masa kini timbul keinginan
untuk memanfaatkan daya tanggap dengan semua pancaindra.
Perhatian para desain yang
mengutamakan fungsi (kegunaan rumah) sering mengbaikan batas-batas kenyamanan
serta daya tahan konstruksi dan bahan bangunan. Seperti telah diuraikan di atas
juga, semua pancaindra (bukan hanya mata saja) seharusnya terlibat pada waktu
manusia menangkap suatu gedung, suatu pandangan yang indah atau lingkungan
biasa.
4.4. Menghuni dan
partisipasi penghuni
Proses menghuni adalah proses
belajar, memahami lingkungan, ruang pranata sosial di bentuk pertama kali dalam
lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Sebagai proses maka menghuni berjalan
seiring waktu, menyenangkan dari waktu, atau menjadi suatu tekanan yang harus
dihindari karena berbagai tuntutan yang dibutuhkan untuk memahami, mengikat
agar semua bagian dalam pelajaran menghuni terwujud dalam hidup di lingkungan
keluarga.
E. MEMBANGUN
SECARA EKOLOGIS (basic eco-design standard)
5.1. Kawasan penghijauan
diantara kawasan pembangunan
Perkembangan kawasan bangunan yang
liar dan tidak teratur akan menghancurkan kehidupan alam dan menciptakan kota
yang layak dihuni. Kota dan pedalaman harus berinteraksi seperti jari yang
disambungkan satu sama lain. Jika lahan berbukit-bukit, maka dataran dan lembah
dimanfaatkan untuk pedesaan dan pertanian, sedangkan lerengan merupakan
perkotaan.
5.2. Tapak
bangunan bebas gangguan geobiologis dan radiasi elektromagnetik buatan yang
minimal
Selain komunikasi antara manusia dan
ibu bumi, radiasi lingkungan, irama aktivitas matahari atau cuaca, memengaruhi
kehidupan secara positif karena terjadi secara terus-menerus. Jika
pengintensifan radiasi berubah menjadi stabil, maka pengaruhnya atas kehidupan
bias negative, berarti akan menimbulkan segala penyakit.
5.3. Rantai bahan
dan bahan bangunan ekologis
5.3.1 Pembangunan dan kesehatan
5.3.2 Bahan bangunan ekologis
5.3.3 Peredaran bahan dan
rantai bahan
5.4. Ventilasi
alam dalam gedung
5.4.1 Penyegaran udara secara
pasif
5.4.2 Penyegaran udara secara
aktif
5.5. Kelembapan
sebagai ancaman konstruksi dan kesehatan
5.5.1 Lapisan permukaan
dinding/langit yang mampu mengalirkan uap air
5.5.2 Kelembapan tanah dan
konstruksi bangunan yang kering
5.5.3 Kesinambungan pada
struktur dan konstruksi
5.6.
Kesinambungan pada struktur
Hubungan antara masa pakai bahan
bangunan dan struktur bangunan mempengaruhi pilihan struktur dan penggunaan
bahan bangunan. Jika bambu dipilih sebagai bagian strktur, bagian sekunder,
bagian finishing, ataupun bagian utilitas, maka harus selalu dipertimbangkan
bahwa masa pakai (life span) bambu terbatas jika dibandingkan dengan kayu,
baja, atau beton bertulang.
Berdasarkan kenyataan tersebut,
pikiran selanjutnya mengikuti prinsip structural, dimana setiap unsur bangunan
yang lebih kuat. Makin banyak bagian bangunan yang tahan lama, makin kecil
biaya pemeliharaannya.
5.7.
Bentuk/proporsi ruang
5.7.1 Penentuan bentuk
Di bidang arsitektur, ukuran biasanya
berhubungan dengan hunian manusia, tetapi karena ukuran gedung secara
metafistis dapat disamakan dengan mikrokosmos yang melambang makrokosmos
mengandung cirri fisis maupun metafisis.
5.7.2 Arsitektur harmonikal
Gagasam tentang kosmos yang harmonikal
dan kesamaan di antara ilmu fisika dan tanggapan di bidang music tampil ke
depan pada teori kuantum. Pentingnya angka bulat terhadap angka bulat terhadap
angka diferensial dan integral dalam dalil ilmu gerak dan analisa spectral
menunjukkan kebenaran pengetahuan kuno tersebut.
5.8. Pembangunan
berkelanjutan (ekologis)
Setiap konstruksi bangunan yang
didirikan oleh manusia dari bahan bangunan apapun, sesudah selesai akan menjadi
tua, lemah, dan dikemudian hari mulai runtuh. Lain halnya dengan konstruksi
alamiah (pembangunan konstruksi oleh alam sendiri)yang pada saat mulai
memanfaatkannya akan tumbuh, kemudian bertambah kuat, dan makin tua, makin
tahan lama.
5.9. Bangunan
bebas hambatan dan mobilitas
Dari segi sosial maupun ekonomi, bangunan seharusnya bebas hambatan, bangunan dapat di manfaatkan oleh semua orang.
F. MEMBANGUN
KEMBALI DAN RESIKLING
6.1. Membangun
kembali dan mengganti kerugian
Membangun berarti membongkar dengan seksama atau memperbaiki kesalahan yang telah dibangun shingga dosa dosa arsitek masa kini dapat termaafkan.
6.2. Sampah asal
dari kegiatan pembangunan dan susunannya
Penumpukan sampah secara liar dapat mengancam lingkungan dengan kebakaran sampah yang tidak terkontrol, merupakan sumber racun dan penyakit.
6.3. Pengolahan
sampah
Pentingnya sistem pengolahan sampah dapat disamakan dengan pentingnya sistem air bersih dan juga limbah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar