Rabu, 17 Januari 2018

Kritik Arsitektur #2

Cibinong City Mall


Merupakan sebuah mall terbesar dan terlengkap di daerah cibinong yang berdiri di lahan seluas 2,7 Ha dengan luas keseluruhan bangunan mencapai 90.000 m2 dan area sewa rental mencapai 50.000 m2. Nilai investasi 100 milyar. Mal ini ada di kawasan pusat pemerintahan Cibinong dengan lokasi strategis di pusat gerbang pemerintahan Cibinong.


Mal ini mengusung konsep“Luxurious Lifestyle in The City” (gaya hidup mewah pusat kota) ini merupakan mal terbesar sekabupaten Bogor. Dengan gaya desain yg kekinian menjadikan hotel ini semakin menjadi mall terbaik dikota Bogor.
Namun sayang, mall yang telah rampung dibangun ini banyak menuai masah. Mulai dari perizinan yang melanggar Peraturan Bupati Bogor Nomor 63 Tahun 2013 tentang Izin Mendirikan bangunan dan Gedung yang merupakan Perubahan Struktur Peraturan bupati Nomor 28 Tahun 2011 yang bertujuan untuk mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung; menjamin keandalan teknis bangunan gedung, terwujudnya kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung, optimalisasi pelayanan Izin Mendirikan Bangunan Gedung (IMBG), dan adanya perubahan  denda administrasi.
Belum diterbitkannya sertifikat layak fungsi bangunan CCN disebabkan masih ada sejumlah persyaratan yang belum dipenuhi, diantaranya lantai basement yang kerap masih banjir, eskalator dengan ketinggian lantai belum selesai, lantai atas yang luasannya mencapai 1000 meter persegi tidak termasuk dalam siteplan serta jalur air conditioner (AC) menghalangi pintu darurat. Bahkan, Mall itu melanggar garis sempadan jalan, tidak adanya ruang terbuka hijau serta belum ada Amdal lalu lintas dari Dinas Perhubungan.


Keberadaan mall ini sangatlah membatu Warga cibinong untuk memenuhi kebutuhan mereka, dari berbelanja hingga sekedar rekreasi, dibagian interior mall menggunakan plafond dengan pola dinamis yang seakan memanjakan pengunjung Cibinong City mall. namun dibalik kemegahan serta manfaat mall ini untuk warga sekitar keberadaan mall ini cukup banyak menimbulkan masalah serta hilangnya kesan simbol dari pemkab Cibinong. hal ini di karenakan keberadaan mall yang berada tepat di samping gapura dari Pemda Kabupaten Bogor yang secara otomatis menghilangkan esensi dari gapura tersebut shingga warga Cibinong lebih fokus terhadap Cibinong City Mall dibanding dengan Gapura tersebut.

Keberadaan Cibinong City mall yang mengincar sekitar 23,4 juta jiwa untuk jadi target pasar namun tidak dilengkapi dengan lahan parkir yang cukup memadai menimbulkan masalah klasik yaitu kemacetan di sepanjang jalan Tegar beriman terutama pada saat weekend dan menimbulkan rusaknya jalanan tegar beriman terutama di jalan depan Cibinong City Mall. sepanjang Jalan tegar beriman yang sejak dulu sering dijadikan area jogging track serta pasar kaget oleh warga Cibinong pada hari minggu kini pun perlahan-lahan ikut menghilang dikarenakan munculnya Mall yang lengkap dan dianggap masyarakat jauh lebih bergengsi.






Sumber:
https://bisnis.tempo.co/read/502099/mal-terbesar-di-bogor-cibinong-city-hadir-oktober
http://www.beritabogor.com/2014/01/dinas-bina-marga-ogah-perbaiki-jalan.html
https://dsmlmdblog.blogspot.co.id/2014/05/cara-ke-cibinong-city-mall-dengan-naik.html
http://www.beritasatu.com/properti/128335-cibinong-city-mall-jadi-pusat-belanja-terbesar-di-bogor.html

Kritik Arsitektur #1



CENTRAL PARK JAKARTA

Nama Bangunan : Mall Central Park
Fungsi Bangunan: Bangunan Komersil/ Shopping Centre
Luas lahan : 188.077 sqm
Lokasi : Jalan Let.Jend S. Parman Kav 28 ,Jakarta Barat




Kritik Arsitektur terhadap bangunan mall central park ini menggunakan metode Kritik Dekskriptif dengan metode Depictive Criticism.


Kritik Dekskriptif


Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota. Dimana pendekatan deskriptif ini lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jka kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan. Metode deskriptif ini tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekedar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya. Metoda kritik deskriptif memiliki 3 jenis, antara lain:


· Depictive criticism (gambaran bangunan)
Depictive criticism dalam aspek static memfokuskan perhatian pada elemen-elemen bentuk (form), bahan (materials) dan permukaan (texture).


· Dynamic (secara verbal)
Tidak seperti aspek statis, aspek dinamis depictive mencoba melihat bagaimana bangunan digunakan bukan dari apa bangunan di buat.

Aspek dinamis mengkritisi bangunan melalui : Bagaimana manusia bergerak melalui ruang-ruang sebuah bangunan? Apa yang terjadi disana? Pengalaman apa yang telah dihasilkan dari sebuah lingkungan fisik


· Process (secara procedural)Merupakan satu bentuk depictive criticism yang menginformasikan kepada kita tentang proses bagaimana sebab-sebab lingkungan fisik terjadi seperti itu.


· Biographical Criticism (Riwayat Hidup)

· Contextual Criticism ( Persitiwa)
Untuk memeberikan lebih ketelitian untuk lebih mengerti suatu bangunan, diperlukan beragam imformasi deskriptif, imformasi seperti aspek-aspek tentang sosial, political, dan ekonomi konteks bangunan yang telah didesain. Kebanyakan kritikus tidak mengetahui rahasia imformasi mengenai faktor yang mempengaruhi proses desain kecuali mereka pribadi terlibat.







·Central park


Central Park adalah sebuah kompleks serbaguna di Tanjung Duren Selatan, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Indonesia, yang terdiri dari sebuah pusat perbelanjaan, satu menara perkantoran, 3 apartemen, 2 theme park, sebuah resort, dan sebuah hotel dengan luas 655.000 m2 (7.050.000 sq ft) yang dibangun oleh Agung Podomoro Group dan diresmikan pertama kali pada tahun 2009. Secara keseluruhan, kompleks Central Park merupakan bangunan terbesar ke-8 di dunia. Namanya berasal dari Central Park di New York City. Central Park Jakarta melengkapi kaki langit wilayah Jakarta Barat dan terletak di antara Mall Taman Anggrek dan Mall Ciputra.


Arsitektur Central Park Mall adalah mengambil Konsep “Extraordinary”. Jika dilihat dari kejauhan bentuk bulat dengan lengkungan, lingkaran, dan garis asimetris yang muda dan dinamis. Jika di malam hari lampu-lampu yang berganti akan warna akan meyorot gedung dari arah bawah yang dengan luar biasa akan menambah keunikan dan gaya tarik tersendiri dari Central Park Mall.


Selain itu, Central Park Mall memiliki keunikan lain yaitu memiliki taman (Tribecca Park) yang sering digunakan sebagai tempat berkumpul beberapa pengunjung. Tribecca Park dilengkapi dengan kolam ikan yang menambah keindahan dari taman ini dan lampu-lampu hias di malam hari.



Mall Central Park yang paling mencuri perhatian. Kombinasi bentuk geometris kerucut berukuran gigantis dengan permainan struktur yang sederhana menghasilkan sebuah bangunan yang elegan dan ringan tanpa kesan mengintimidasi. Merendah di sisi belakang kemudian meninggi dengan kenaikan sudut yang cukup tajam pada area fasade menjadi sebuah ungkapan kehati-hatian untuk menunjukkan eksistensinya di tengah-tengah himpitan pusat perbelanjaan yang telah lebih dulu menguasai kawasan barat Jakarta. Geometris kerucut berdampak hingga ruang dalam.


Permainan ruang-ruang berbentuk lingkaran di dalam kerangka denah oval raksasa menciptakan
suasana yang menarik dan menyenangkan. Ada tiga tema yang dirancang dalam atrium Mal Central Park. Temperate Atrium, tatanan atrium dengan kombinasi hutan belantara dan padang rumput terinspirasi dari kehidupan di lingkungan iklim sedang. Tropical Atrium, perpaduan bentuk pinus dan tetumbuhan khas hutan hujan. Arctic Atrium, permainan volume beragam bentuk yang menyimbolkan es beku di Kutub Utara.

Sistem struktur yang ada di Central Park Mall menggunakan sistem struktur kolom dan balok
Sirkulasi Horizontal di Central Park Mall yaitu koridor dan jenisnya adalah Single Loaded Corridor. Sirkulasi vertikal yang ada di Central Park Mall adalah lift yang terdiri dari lift service (lift barang), eskalator dan tangga. Core pada Central Park Mall berbentuk void dan Material yang digunakan untuk langit-langit adalah gypsum.




Kesimpulan

Dari bentuknya bangunan ini terlihat tidak monoton dengan mempermainkan lekukan pada fasadnya. Kekurangannya hanya saja bangunan mall ini terletak di wilayah yang rawan banjir. Maka dari itu jika terjadi banjir akses ini menjadi tidak layak untuk sebuah pusat perbelanjaan modern dan berkelas tinggi di tengah kota Jakarta. Seharusnya ini menjadi perhatian bagi pengembangnya.














Sumber:


https://ismailharly.wordpress.com/2015/11/16/kritik-arsitektur/
https://aldiiska.wordpress.com/2016/01/24/contoh-kritik-deskriptif-arsitektur/
https://id.wikipedia.org/wiki/Central_Park_Jakarta