Kamis, 31 Mei 2018

KONSERVASI ARSITEKTUR: REVITALISASI TAMAN BALEKAMBANG KOTA SURAKARTA


Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital, sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau sangat diperlukan sekali untuk kehidupan dan sebagainya. Pengertian dari revitalisasi bisa berarti proses, cara dan atau perbuatan untuk menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program kegiatan apapun. Sehingga secara umum pengertian dari revitalisasi merupakan usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali.

Beragam kata revitalisasi sering dipergunakan untuk melakukan satu tujuan misalkan revitalisasi pendidikan, revitalisasi sebuah kawasan, Revitalisasi Kearifan lokal dan beragam revitalisasi lainnya seiring dengan perkembangan zaman.


Taman Balekambang

Kota Surakarta atau yang dikenal dengan Kota Sala merupakan salah satu Kota yang dikenal sebagai Kota Budaya dan Pariwisata. Pemerintah Kota Surakarta telah menetapkan visi nya untuk menjadikan Solo sebagai Kota Budaya yang salah satunya bertumpu pada pariwisata. Salah satu obyek daya tarik wisata yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Surakarta adalah Taman Balekambang. Pemerintah Kota Surakarta mengembangkan Taman Balekambang sebagai pemenuhan kebutuhan ruang publik yang edukatif-rekreatif bagi masyarakat Kota Solo. 

Taman Balekambang dipandang memiliki potensi sebagai ruang publik, dimana masyarakat nantinya tidak hanya menikmati wisata yang rekreatif tetapi juga wisata budaya yang edukatif. Taman Balekambang memiliki nilai historis dan nilai budaya yang tinggi, begitu pula dari segi fungsi, Taman
Balekambang memiliki nilai fungsional, mengingat dari potensi yang dimiliki sebagai kawasan wisata, sebagai daerah resapan dan paru-paru kota.

Taman Balekambang merupakan peninggalan Mangkunegaran berupa taman air. Taman balekambang awalnya bernama Partini Tuin dan Partinah Bosch, yang dibangun oleh KGPAA Mangkunegoro VII pada tanggal 26 Oktober 1921. Karena rasa sayangnya pada putrinya GRAy Partini Husein Djayaningrat dan GRAy Partinah Sukanta maka nama putrinya tersebut diabadikan sebagai nama taman.

Taman balekambang dulunya dibagi menjadi 2 area, Mangkunegoro VII membagi taman balekambang dengan memadukan konsep Jawa dan Eropa, yang mana taman tersebut dibangun tidak hanya menciptakan unsur keindahan saja tetapi ada fungsi yang lebih utama sebagai penampungan air untuk membersihkan atau menggelontor kotorankotoran sampah di dalam kota, dan juga sebagai daerah resapan dan paru-paru kota. Taman ini dulunya sering digunakan kerabat Mangkunegaran untuk berekreasi. 

Namun setelah Mangkunegoro VII meninggal, taman ini dibuka untuk umum. seiring dengan berjalannnya waktu, berdirinya hiburan srimulat, ketoprak, diskotik dan panti pijat, membuat Balekambang menjadi lebih terkenal disamping taman Sriwedari dan taman Satwataru Jurug. Tetapi keadaan balekambang semakin surut setelah bangkrutnya srimulat. Taman tidak lagi terurus dan rusak, sehingga mengalami penurunan fungsi. Kondisi taman Balekambang menjadi kotor, angker, sepi dan semrawut. Bangunan yang ada di dalam Taman Balekambang tidak terurus dan rusak. Muncul penghuni-penghuni liar di kawasan Taman Balekambang. Kegiatan yang masih ada adalah kegiatan memancing, meskipun tidak rutin, dan kehidupan malam di Freedom diskotik yang menenggelamkan citra Balekambang sebagai peninggalan budaya menjadi tempat yang kurang baik, dan perdagangan burung di pasar burung Depok yang juga ada di sekitar Balekambang. Terjadinya penurunan kondisi Taman Balekambang juga berpengaruh kepada pariwisata kota Surakarta.



Revitalisasi Taman Balekambang

Taman Balekambang dipandang memiliki potensi yang besar sebagai kawasan wisata, didukung dengan latar belakang kawasan yang memiliki nilai historis. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber wawancara dengan Bapak Budi Purwanto, selaku Kasubag Umum dan Kepegawaian, Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta (tanggal 6 November 2010), dijelaskan ide awal revitalisasi Taman Balekambang. Pemerintah Kota Surakarta yang melihat kondisi dari Balekambang yang saat itu tidak efektif dan tidak produktif, kurang terawat dan kurang terurus, mempunyai gagasan untuk melaksanakan Rencana Umum Tata Ruang Kota, untuk merevitalisasi Taman Balekambang Surakarta sebagai taman resapan air dan ruang hijau terbuka serta taman edukasi. Selain itu Pemerintah Kota Surakarta memiliki visi Solo ke Depan adalah Solo Masa Lalu, dimana upaya untuk melestarikan dan menghidupkan kembali suatu kawasan peninggalan budaya adalah salah satu wujud dari kebijakan tersebut. 

Dengan adanya gagasan revitalisasi Taman Balekambang itu, maka diadakan pertemuan dengan pihak-pihak terkait contohnya Keluarga Mangkunegaran, Dinas terkait Propinsi (Dinas Pertanahan, Dinas Peternakan, Dinas Perikanan), instansi terkait Pemerintah kota Surakarta, Dinas Tata Kota (pada waktu itu), dan Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta. Dari pertemuan itu kemudian disampaikan ide dan gagasan untuk merevitalisasi taman Balekambang melihat dari permasalahan yang ada pada kawasan itu. Adanya sambutan baik dari pihak-pihak terkait, maka dibuatlah rumusan untuk SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah).

Mulai tahun 2008 lalu, Pemerintah Kota Surakarta melakukan revitalisasi Taman Balekambang, disamping fungsi utamanya sebagai daerah resapan dan paru-paru kota juga diperuntukkan sebagai public area atau ruang publik yang dapat difungsikan sebagai Taman Seni dan Budaya, Taman Botani, Taman Edukasi dan Taman rekreasi. Pengunjung yang datang ke balekambang dapat menyusuri jalan-jalan setapak dibawah rindangnya dan semilirnya pepohonan untuk mengelilingi taman, dan duduk-duduk di kursi taman yang didesain unik, dengan dikelilingi beberapa ekor rusa yang jinak dan angsa putih, selayaknya yang dialami keluarga Puro Mangkunegaran dulu. Selain itu
banyak fasilitas lain yang dapat dinikmati oleh pengunjung, seperti gedung kesenian dan open stage dimana masyarakat dapat mengekspresikan kegiatan seninya disitu. Disediakannya tempat parkir di kawasan balekambang juga mendukung area rekreasi di taman balekambang ini. Pengunjung dapat menikmati rekreasi air di kolam air Partini Tuin, menikmati hiburan kesenian tradisional dan budaya di gedung ketoprak yang ada atau gelaran seni di open stage, juga menikmati udara segar dan rekreasi alam di Botanical garden Partinah Bosch karena banyaknya pohon rindang sehingga adanya semilir angin dan hawa yang sejuk. Suasana taman Balekambang menjadi lebih hidup dengan ditatanya sarana dan prasarana yang ada di balekambang.



Tahapan Revitalisasi Taman Balekembang


Tahapan atau langkah-langkah dalam  revitalisasi Taman Balekambang ini mendekati pada tahapan revitalisasi yang ada pada Pedoman Umum Program Penataan dan Revitalisasi Kawasan, Departemen Permukiman dan Dirjen Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan , disesuaikan dengan beberapa kegiatan yang dilakukan dalam revitalisasi Balekambang.

Maka uraian tahapan revitalisasi Taman Balekambang, adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi budaya dan historis yang pernah dimiliki oleh suatu kawasan baik pada setting kawasan ( bangunan dan ruang) maupun fungsi sosial, ekonomi dan budayaPemerintah Kota Surakarta dan Dinas terkait, dalam hal revitalisasi taman Balekambang, adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surakarta .

Melakukan identifikasi kawasan wisata, melakukan pengamatan dan pencatatan kawasan yang akan di revitalisasi. Masing-masing kawasan memiliki nilai historis dan fungsi yang berbeda. Kawasan wisata yang di identifikasi Pemerintah Kota Solo dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surakarta adalah kawasan yang memang dipandang perlu untuk direvitalisasi, dengan mempertimbangkan nilai historis dan nilai fungsional yang dimiliki suatu kawasan. Selain itu juga untuk memenuhi 30% Ruang Tata Hijau Terbuka/ Open Space di Kota Solo. Adanya pengamatan dan pencatatan terhadap beberapa kawasan wisata ataupun obyek yang menjadi icon/ lambang Kota Solo adalah ide dari Walikota Surakarta, yang ingin membentuk kota Solo sebagai Kota Budaya. Dari pencatatan itu diperoleh banyak tempat yang menjadi perhatian dan sasaran dari Pemerintah Kota Solo untuk dibenahi dan direvitalisasi. Melalui wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan Bapak Budi Purwanto, Kasubag Umum dan Kepegawaian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surakarta, kawasan yang tercatat dan mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Solo untuk dilakukan revitalisasi guna peningkatan fungsi dan beberapa kawasan adalah untuk memenuhi Ruang Tata Hijau Terbuka atau Open Space, sebagai berikut :
· Monumen 45 Banjarsari
· Monumen Patung Kuda Manahan
· Taman Balekambang
· Sriwedari dan Taman Sriwedari
· Kawasan Gladag
· Monumen Slamet Riyadi
· Kawasan Ngarsopuro
· Monumen Mayor Achmadi
· Taman Satwa Taru Jurug dan Pondok Persada
· Tugu Batas Kota
· Tugu Beteng
· Hotel Malyawan Tawangmangu
· Mangkunegaran
· Kasunanan

Dari beberapa kawasan yang tersebut diatas, beberapa kawasan sudah di revitalisasi, termasuk salah satunya adalah Taman Balekambang. Monumen 45 Banjarsari, monumen Patung Kuda Manahan, dan monumen Slamet Riyadi merupakan beberapa bangunan yang sudah direvitalisasi, dan pembangunannya diutamakan karena monumen-monumen itu sebagai icon/ lambang kota Solo. Selain itu tidak ada kendala dari pihak-pihak yang keberatan dengan dibangunnya monumen-monumen tersebut. Taman Balekambang termasuk dalam skala prioritas kawasan yang direvitalisasi. Taman Balekambang mendapat prioritas karena Taman Balekambang sudah menjadi icon Kota Solo tetapi pada saat itu keadaannya terlantar, kurang kontrol sehingga didalamnya menjadi kumuh dan terdapat banyak tempat tinggal. Kawasan Taman Balekambang mendapatkan ijin dari pihak pemilik, yaitu Keluarga Mangkunegaran, untuk dijadikan ruang publik.

Pemerintah Kota Solo juga memandang kawasan Taman Balekambang sebagai kawasan peninggalan sejarah yang memiliki potensi sebagai kawasan rekreasi. Di dalam Rencana Induk Kota Surakarta tahun 1993-2013 disebutkan beberapa kawasan wisata yang dinilai perlu untuk di relokasi, refungsionalisasi dan revitalisasi, antara lain :

  • Taman Balekambang : fungsinya belum optimal; kondisi yang kurang terawat dan fungsi taman yang sudah berubah, untuk itu perlu memberikan fungsi yang lebih sesuai dan mempertahankan fungsi taman sebagai pendukung rekreasi. Dengan adanya revitalisasi, fungsi baru yang diharapkan adalah fasilitas rekreasi, jasa wisata komersial dan taman.

  • Taman Sriwedari : fungsi rekreasi yang belum terarah dan fungsi taman kota yang hilang, sehingga perlu mengembalikan fungsi rekreasi dan wisata budaya dan mengembalikan keberadaan taman dan paru-paru kota. Dengan adanya revitalisasi dan refungsionalisasi diharapkan akan tersedia fasilitas rekreasi komersial dan taman kota.

  • Taman Satwa Taru Jurug : fungsi botanical garden yang belum terealisasi serta adanya bangunan-bangunan yang kurang sesuai dengan fungsi taman, untuk itu dengan adanya refungsionalisasi diharapkan dapat mempertahankan dan mengembalikan fungsi botanical garden dan mengembangkan fungsi agrowisata/ecological tourism. Dengan demikian fasilitas rekreasi-konservasi Flora dan Fauna akan terwujud.
Selain Taman Balekambang, Taman Sriwedari dan Taman Satwataru Jurug dinilai penting keberadaannya bagi Kota Solo, mengukuhkan kota Solo sebagai kota budaya dan pariwisata, dan juga berperan bagi kemajuan pariwisata Kota Solo, sehingga juga dilakukan revitalisasi. Namun dalam perjalanannya Taman Sriwedari dan Taman Satwa Taru Jurug memiliki kendala mengenai kepemilikan tanah/ sengketa kepemilikan tanah, sehingga menunda atau menjadi kendala tersendatnya proses revitalisasi.

2. Identifikasi kondisi, potensi dan permasalahan saat ini
Pemerintah Kota Solo beserta Dinas terkait, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surakarta, Dinas Tata Ruang Kota dan Bappeda, melakukan pencatatan mengenai kondisi pada Taman Balekambang saat itu disertai permasalahan yang ada. Kawasan Taman Balekambang terletak ditengah Kota Solo, dan merupakan salah satu obyek wisata yang mempunyai potensi utama sebagai taman rekreasi budaya, taman kota yang didalamnya memuat berbagai aspek historis, edukasi dan rekreasional. Setelah dibuka untuk umum, bangunan dan fasilitas yang ada di dalam Taman Balekambang digunakan oleh masyarakat sebagai tempat rekreasi. Adanya fasilitas gedung ketoprak dan pertunjukan ketoprak Srimulat menjadikan Taman Balekambang terkenal pada masa Srimulat, sekitar tahun 1980an. Kolam air yang terdiri dari kolam renang dan kolam pancing juga terawat dan banyak
dikunjungi. Suasana yang rindang karena adanya berbagai pohon-pohon di sekitar Taman Partinah Bosch. Namun seiring berjalannya waktu, Taman Balekambang berkembang tidak sebagaimana mestinya dan tidak sesuai dengan fungsinya. Apalagi setelah bangkrutnya srimulat, Taman Balekambang menjadi sepi pengunjung, dan gedung kosong menjadi kumuh dan rusak. Kondisi Taman Balekambang sebelum direvitalisasi sangat tidak terawat, taman tidak terurus. Kawasan Taman Balekambang kumuh dan semrawut, fasilitas pendukung berupa bangunan rusak.

Ada penghuni liar yang tinggal disekitar kawasan Taman Balekambang, memerlukan mediasi dalam proses sosialisasi untuk memindahkannya. Bahkan berdiri tempat hiburan malam/ diskotik, yang keberadaannya sangat menyimpang dengan citra Taman Balekambang semestinya. Semakin lama kondisi Taman Balekambang semakin terpuruk. Taman Balekambang justru dipandang masyarakat sebagai tempat yang kurang nyaman dan aman, dan karena Hutan Partinah juga tidak terurus sehungga menjadikan kesan angker. Kegiatan yang masih rutin adalah kegiatan memancing dan kegiatan hiburan malam yang sangat bertentangan dengan citra taman Balekambang sebagai taman rekreasi budaya.

3. Penyusunan skenario penataan dan revitalisasi kawasan
Penyusunan skenario penataan dan revitalisasi dilakukan oleh Dinas terkait yang telah ditunjuk oleh Pemerintah setempat. Pada revitalisasi Taman Balekambang ini secara umum diatur oleh BAPPEDA Surakarta, Bappeda melakukan penyusunan dokumen Rencana Induk Pengembangan Taman Balekambang dan penyusunan Detail Engineering Design, kemudian dihasilkan design Taman Balekambang. Setelah itu Bapeda menunjuk Dinas terkait untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi yang berhubungan dengan pelaksanaan revitalisasi Taman Balekambang. Dinas Tata Ruang Kota pelaksana pembangunan fisik Taman Balekambang berdasarkan Rencana Induk Pengembangan dan Design yang sudah di susun oleh BAPPEDA. Sedangkan untuk operasionalisasi taman Balekambang
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Induk pengembangan Taman Balekambang, akan dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surakarta. Pelaksanaan revitalisasi Taman Balekambang ini memiliki tujuan bagi perkembangan Taman Balekambang sebagai tempat rekreasi budaya, taman edukasi, dan juga bermanfaat bagi perkembangan wisata kota Solo.


4. Perencanaan penataan fisik kawasan
BAPPEDA setelah menunjuk dinas pelaksana pembangunan dan operasionalisasi Taman Balekambang, selanjutnya melakukan perencanaan penataan. Seperti yang telah tertuang dalam design Taman Balekambang, untuk tahap perencanaan didalam kawasan Taman Balekambang dibuat masing-masing area, yang di setiap area memang memiliki perbedaan karakter dan potensi sebagai obyek wisata termasuk konsentrasi untuk pengunjung. Setiap area/zona akan diberikan bangunan sesuai dengan karakter dan fungsi tempatnya.
Berikut ini adalah perencanaan pembagian masing-masing area sesuai dengan tujuan masing-masing dan nantinya akan ada bangunan-bangunan yang direncanakan ada di setiap zona, sesuai dengan yang diuraikan dalam DesignTaman Balekambang :

a. Zona Taman Air- Partini Tuin, tujuannya adalah mengembalikan fungsi
kolam sebagai peresapan, sisa-sisa bangunan direnovasi kembali
difungsikan sebagai fasilitas pengunjung.

b. Zona Partinah Bosch-Hutan Kota, keberadaan Partinah Bosch sebagai
hutan kota ditata kembali dan difungsikan sebagai pemecahan masalah
lingkungan kota. Secara historis, keberadaan Partinah Bosch sebagai alat
pengingat masyarakat tentang sejarah Balekambang. Kawasan Partinah
Bosh dilengkapi balai, Patung Partinah dan Partini sebagai landmark, citra
dan identitas kawasan.

c. Zona Seni Budaya, untuk memperkuat citra Solo sebagai Kota Budaya,
 kegiatan seni budaya disini tidak dibangun secara sentralistis, sehingga
aktivitas seni akan mudah diakses publik. Zona ini dirancang sebagai tempat 
pendidikan apresiasi dan ekspresi seni dan budaya. Rencana bangunan 
yang diperlukan adalah : Gedung pusat dokumentasi seni budaya dan galeri 
budaya, pasar seni, studio dan bengkel seni, restoran, gedung ketoprak, 
pen stage/panggung terbuka.

d. Zona Taman Therapeutic, pemanfaatan kawasan hutan sebagian dirancang
sebagai Taman Therapeutic, merupakan jalur lintas refleksi. Rencana
berupa jalan setapak sepanjang 500m, dengan beragam tekstur batu koral
sesuai aturan kesehatan psioterapi. Kawasan ini menjadi salah satu obyek
andalan masyarakat yang ingin sehat.

5. Penataan dan revitalisasi kawasan
Melaksanakan dari skenario susunan penataan kawasan. Pada tahap ini dilakukan oleh dinas terkait yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Dalam hal ini adalah Dinas Tata Ruang Kota sebagai pelaksana pembangunan fisik. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surakarta selaku pengelola di kawasan Taman Balekambang, terlibat dalam penataan fasilitator ruang seni dan budaya, termasuk terlibat dalam proses sosialisasi terhadap penghuni yang ada di kawasan Taman Balekambang. Sebelum pelaksanaan revitalisasi, seluruh bangunan yang ada di dalam kawasan Taman Balekambang, baik yang berupa bangunan permanen maupun berupa tenda, diratakan dan dibersihkan. Pembersihan bangunan yang ada pada kawasan Taman Balekambang dilakukan melalui proses sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surakarta, Kelurahan dan Kecamatan setempat. Melalui pendataan penghuni, pendataan bangunan, dirumuskan besaran ganti rugi yang akan diberikan. Setelah semua bangunan bersih, baru dilaksanakan proses revitalisasi.


6. Operasionalisasi
Setelah penataan fisik selesai, secara murni pengelolaan dan operasionalisasi taman Balekambang ini dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surakarta. Dalam perkembangannya, untuk memajukan obyek wisata Taman balekambang dibutuhakan juga strategi dan promosi. Manajemen pengembangan dan pengelolaan obyek wisata menjadi tugas dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surakarta, sesuai dengan program strategi yang ada dalam Rencana Strategis Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surakarta. Adanya ruang bagi seniman dan budayawan untuk mengapresiasikan seni juga terlihat pada setiap Sabtu diadakan pementasan ketoprak. Dan kesenian Balekambang ini dijalankan oleh Ketoprak Balekambang dan Kerabat Kerja Seniman Muda Surakarta.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surakarta sebagai pengelola Obyek Wisata Taman Balekambang berupaya untuk mengembangkan dan Taman Balekambang. Berkomitmen untuk menjadikan Taman Balekambang sebagai salah satu paru-paru kota dan daerah resapan, selain itu juga menjadi Taman Edukasi, Rekreasi, Seni dan Budaya.


KESIMPULAN
Kondisi Taman Balekambang sebelum direvitalisasi memang penuh dengan problematika sosial, dimana perkembangan Taman Balekambang tidak sebagaimana mestinya kawasan wisata. Taman Balekambang merupakan Taman peninggalan budaya yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Kebijakan pemerintah untuk melakukan revitalisasi pada Taman Balekambang merupakan salah satu upaya untuk menjaga dan melestarikan kawasan ataupun benda-benda peninggalan budaya. Dari penelitian revitalisasi Taman Balekambang, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

Revitalisasi Taman Balekambang

1. Proses revitalisasi Taman Balekambang dilaksanakan sesuai denggan skenario
penyusunan. Namun dalam prakteknya, tidak semua bangunan yang
direncanakan dibangun pada Taman Balekambang ini bisa
diwujudkan/dilaksanakan, mengingat lebih mengutamakan bangunan yang lebih
sesuai untuk Taman Balekambang. Dan menyesuaikan dengan anggaran yang
diberikan oleh Pemerintah Kota Solo.

2. Operasionalisasi Taman Balekambang yang dijalankan oleh Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kota Surakarta mulai terlihat dari terawatnya fasilitas dan kondisi
yang ada di taman Balekambang, seperti Gedung Kesenian, Taman Air, Taman
Partinah Bosch, open stage untuk teater. Untuk itu selalu dibutuhkan
pengelolaan dan maintenance kawasan Taman Balekambang agar kondisinya
semakin baik dan tidak kumuh serta terawat.

3. Revitalisasi Taman Balekambang Surakarta, tidak hanya memberikan nyawa baru
dalam kepariwisataan Kota Surakarta, selain itu juga menjadi ruang hijau bagi
Kota Surakarta. Terlihat dari kondisi Taman Balekambang setelah direvitalisasi,
Taman begitu tertata, fasilitas-fasilitas untuk seni juga tertata dengan baik dan
juga dimanfaatkan dengan baik.

4. Revitalisasi berhasil mengembalikan citra Taman Balekambang sebagai Taman
Rekreasi Budaya. Proses revitalisasi merupakan langkah awal untuk tetap
menjaga dan melestarikan serta upaya menghidupkan kembali kawasan Taman
Balekambang sebagai kawasan wisata yang memiliki nilai sejarah yang tinggi
begitu pula fungsinya, yang dapat menjadi daerah resapan dan paru-paru kota.

















SUMBER
https://id.wikipedia.org/wiki/Revitalisasi
https://perpustakaan.uns.ac.id
https://digilib.uns.ac.id
https://eprints.uns.ac.id/6763/1/Unlock-191151211201104551.pdf
Dita Andini , 2011, REVITALISASI OBYEK WISATA TAMAN BALEKAMBANG
KOTA SURAKARTA.

Rabu, 17 Januari 2018

Kritik Arsitektur #2

Cibinong City Mall


Merupakan sebuah mall terbesar dan terlengkap di daerah cibinong yang berdiri di lahan seluas 2,7 Ha dengan luas keseluruhan bangunan mencapai 90.000 m2 dan area sewa rental mencapai 50.000 m2. Nilai investasi 100 milyar. Mal ini ada di kawasan pusat pemerintahan Cibinong dengan lokasi strategis di pusat gerbang pemerintahan Cibinong.


Mal ini mengusung konsep“Luxurious Lifestyle in The City” (gaya hidup mewah pusat kota) ini merupakan mal terbesar sekabupaten Bogor. Dengan gaya desain yg kekinian menjadikan hotel ini semakin menjadi mall terbaik dikota Bogor.
Namun sayang, mall yang telah rampung dibangun ini banyak menuai masah. Mulai dari perizinan yang melanggar Peraturan Bupati Bogor Nomor 63 Tahun 2013 tentang Izin Mendirikan bangunan dan Gedung yang merupakan Perubahan Struktur Peraturan bupati Nomor 28 Tahun 2011 yang bertujuan untuk mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung; menjamin keandalan teknis bangunan gedung, terwujudnya kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung, optimalisasi pelayanan Izin Mendirikan Bangunan Gedung (IMBG), dan adanya perubahan  denda administrasi.
Belum diterbitkannya sertifikat layak fungsi bangunan CCN disebabkan masih ada sejumlah persyaratan yang belum dipenuhi, diantaranya lantai basement yang kerap masih banjir, eskalator dengan ketinggian lantai belum selesai, lantai atas yang luasannya mencapai 1000 meter persegi tidak termasuk dalam siteplan serta jalur air conditioner (AC) menghalangi pintu darurat. Bahkan, Mall itu melanggar garis sempadan jalan, tidak adanya ruang terbuka hijau serta belum ada Amdal lalu lintas dari Dinas Perhubungan.


Keberadaan mall ini sangatlah membatu Warga cibinong untuk memenuhi kebutuhan mereka, dari berbelanja hingga sekedar rekreasi, dibagian interior mall menggunakan plafond dengan pola dinamis yang seakan memanjakan pengunjung Cibinong City mall. namun dibalik kemegahan serta manfaat mall ini untuk warga sekitar keberadaan mall ini cukup banyak menimbulkan masalah serta hilangnya kesan simbol dari pemkab Cibinong. hal ini di karenakan keberadaan mall yang berada tepat di samping gapura dari Pemda Kabupaten Bogor yang secara otomatis menghilangkan esensi dari gapura tersebut shingga warga Cibinong lebih fokus terhadap Cibinong City Mall dibanding dengan Gapura tersebut.

Keberadaan Cibinong City mall yang mengincar sekitar 23,4 juta jiwa untuk jadi target pasar namun tidak dilengkapi dengan lahan parkir yang cukup memadai menimbulkan masalah klasik yaitu kemacetan di sepanjang jalan Tegar beriman terutama pada saat weekend dan menimbulkan rusaknya jalanan tegar beriman terutama di jalan depan Cibinong City Mall. sepanjang Jalan tegar beriman yang sejak dulu sering dijadikan area jogging track serta pasar kaget oleh warga Cibinong pada hari minggu kini pun perlahan-lahan ikut menghilang dikarenakan munculnya Mall yang lengkap dan dianggap masyarakat jauh lebih bergengsi.






Sumber:
https://bisnis.tempo.co/read/502099/mal-terbesar-di-bogor-cibinong-city-hadir-oktober
http://www.beritabogor.com/2014/01/dinas-bina-marga-ogah-perbaiki-jalan.html
https://dsmlmdblog.blogspot.co.id/2014/05/cara-ke-cibinong-city-mall-dengan-naik.html
http://www.beritasatu.com/properti/128335-cibinong-city-mall-jadi-pusat-belanja-terbesar-di-bogor.html

Kritik Arsitektur #1



CENTRAL PARK JAKARTA

Nama Bangunan : Mall Central Park
Fungsi Bangunan: Bangunan Komersil/ Shopping Centre
Luas lahan : 188.077 sqm
Lokasi : Jalan Let.Jend S. Parman Kav 28 ,Jakarta Barat




Kritik Arsitektur terhadap bangunan mall central park ini menggunakan metode Kritik Dekskriptif dengan metode Depictive Criticism.


Kritik Dekskriptif


Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota. Dimana pendekatan deskriptif ini lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jka kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan. Metode deskriptif ini tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekedar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya. Metoda kritik deskriptif memiliki 3 jenis, antara lain:


· Depictive criticism (gambaran bangunan)
Depictive criticism dalam aspek static memfokuskan perhatian pada elemen-elemen bentuk (form), bahan (materials) dan permukaan (texture).


· Dynamic (secara verbal)
Tidak seperti aspek statis, aspek dinamis depictive mencoba melihat bagaimana bangunan digunakan bukan dari apa bangunan di buat.

Aspek dinamis mengkritisi bangunan melalui : Bagaimana manusia bergerak melalui ruang-ruang sebuah bangunan? Apa yang terjadi disana? Pengalaman apa yang telah dihasilkan dari sebuah lingkungan fisik


· Process (secara procedural)Merupakan satu bentuk depictive criticism yang menginformasikan kepada kita tentang proses bagaimana sebab-sebab lingkungan fisik terjadi seperti itu.


· Biographical Criticism (Riwayat Hidup)

· Contextual Criticism ( Persitiwa)
Untuk memeberikan lebih ketelitian untuk lebih mengerti suatu bangunan, diperlukan beragam imformasi deskriptif, imformasi seperti aspek-aspek tentang sosial, political, dan ekonomi konteks bangunan yang telah didesain. Kebanyakan kritikus tidak mengetahui rahasia imformasi mengenai faktor yang mempengaruhi proses desain kecuali mereka pribadi terlibat.







·Central park


Central Park adalah sebuah kompleks serbaguna di Tanjung Duren Selatan, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Indonesia, yang terdiri dari sebuah pusat perbelanjaan, satu menara perkantoran, 3 apartemen, 2 theme park, sebuah resort, dan sebuah hotel dengan luas 655.000 m2 (7.050.000 sq ft) yang dibangun oleh Agung Podomoro Group dan diresmikan pertama kali pada tahun 2009. Secara keseluruhan, kompleks Central Park merupakan bangunan terbesar ke-8 di dunia. Namanya berasal dari Central Park di New York City. Central Park Jakarta melengkapi kaki langit wilayah Jakarta Barat dan terletak di antara Mall Taman Anggrek dan Mall Ciputra.


Arsitektur Central Park Mall adalah mengambil Konsep “Extraordinary”. Jika dilihat dari kejauhan bentuk bulat dengan lengkungan, lingkaran, dan garis asimetris yang muda dan dinamis. Jika di malam hari lampu-lampu yang berganti akan warna akan meyorot gedung dari arah bawah yang dengan luar biasa akan menambah keunikan dan gaya tarik tersendiri dari Central Park Mall.


Selain itu, Central Park Mall memiliki keunikan lain yaitu memiliki taman (Tribecca Park) yang sering digunakan sebagai tempat berkumpul beberapa pengunjung. Tribecca Park dilengkapi dengan kolam ikan yang menambah keindahan dari taman ini dan lampu-lampu hias di malam hari.



Mall Central Park yang paling mencuri perhatian. Kombinasi bentuk geometris kerucut berukuran gigantis dengan permainan struktur yang sederhana menghasilkan sebuah bangunan yang elegan dan ringan tanpa kesan mengintimidasi. Merendah di sisi belakang kemudian meninggi dengan kenaikan sudut yang cukup tajam pada area fasade menjadi sebuah ungkapan kehati-hatian untuk menunjukkan eksistensinya di tengah-tengah himpitan pusat perbelanjaan yang telah lebih dulu menguasai kawasan barat Jakarta. Geometris kerucut berdampak hingga ruang dalam.


Permainan ruang-ruang berbentuk lingkaran di dalam kerangka denah oval raksasa menciptakan
suasana yang menarik dan menyenangkan. Ada tiga tema yang dirancang dalam atrium Mal Central Park. Temperate Atrium, tatanan atrium dengan kombinasi hutan belantara dan padang rumput terinspirasi dari kehidupan di lingkungan iklim sedang. Tropical Atrium, perpaduan bentuk pinus dan tetumbuhan khas hutan hujan. Arctic Atrium, permainan volume beragam bentuk yang menyimbolkan es beku di Kutub Utara.

Sistem struktur yang ada di Central Park Mall menggunakan sistem struktur kolom dan balok
Sirkulasi Horizontal di Central Park Mall yaitu koridor dan jenisnya adalah Single Loaded Corridor. Sirkulasi vertikal yang ada di Central Park Mall adalah lift yang terdiri dari lift service (lift barang), eskalator dan tangga. Core pada Central Park Mall berbentuk void dan Material yang digunakan untuk langit-langit adalah gypsum.




Kesimpulan

Dari bentuknya bangunan ini terlihat tidak monoton dengan mempermainkan lekukan pada fasadnya. Kekurangannya hanya saja bangunan mall ini terletak di wilayah yang rawan banjir. Maka dari itu jika terjadi banjir akses ini menjadi tidak layak untuk sebuah pusat perbelanjaan modern dan berkelas tinggi di tengah kota Jakarta. Seharusnya ini menjadi perhatian bagi pengembangnya.














Sumber:


https://ismailharly.wordpress.com/2015/11/16/kritik-arsitektur/
https://aldiiska.wordpress.com/2016/01/24/contoh-kritik-deskriptif-arsitektur/
https://id.wikipedia.org/wiki/Central_Park_Jakarta









Senin, 25 Desember 2017

MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN








Pembangunan yang terus berjalan telah banyak menghabiskan sumber daya alam dan mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada alam. Dan tidak jarang juga pembangunan tersebut mempunyai pengaruh negatif secara sosial-ekonomi pada daerah itu sendiri. Dengan semakin berkembangnya budaya dan teknologi, kebutuhan manusia akan terus berkembang, sementara daya dukung alam tidak semakin baik Menghadapi masalah ini diperlukan usaha-usaha untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan dan alam tetapi kebutuhan manusia juga tetap dipenuhi dengan baik. Salah satu cara terwujudnya tujuan diatas adalah dengan menerapkan pembangunan infrastruktur yang memenuhi kriteria Green Building dalam pemilihan material yang tepat bagi pembangunan yang terus berjalan ini. Selain dapat menghemat sumber daya alam yang dipakai, juga berakibat positif bagi pemakai bangunan. Karena pemakai bangunan dan alam ditempatkan dalam posisi yang sama saat pengambilan keputusan.

Menurut Green building Council Indonesia (GBCI), Green Building adalah bangunan baru ataupun bangunan lama, yang direncanakan dibangun, dan dioperasikan dengan memperhatikan faktor-faktor keberlanjutan lingkungan. Green building merupakan bagian dari sustainable building yang bertujuan untuk meningkatkan nilai suatu bangunan yang berfungsi keseluruhan, baik bangunan atau penghuni untuk lingkungan. Green building, tidak hanya mengenai bangunan dengan banyak taman atau tanaman, namun juga mengenai tahapan sumber, produksi, penggunaan produk serta pembuangan. Green material mengambil material produksi lokal, dengan maksimal jarak hanya 1000 kilometer. Dan penggunaan material ramah lingkungan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pemanfaat material lokal dan pemanfaatan bahan daur ulang.

Konsep pembangunan arsitektur hijau (Green Building Architecture) menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan usai pembangunan. Pada umumnya, desain rancang bangunan ramah lingkungan memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami. Dengan demikian, pembangunan ramah lingkungan dapat diketakan sebagai bangunan yang hemat energi dimana sistem bangunan didesain sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi pemakaian listrik untuk pencahayaan dan tata udara. Sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara pada siang hari. Disamping itu, desain bangunan hemat energi berorientasi pada membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan. Dan untuk atap-atap bangunannya, banyak dikembangkan menjadi taman atap (roof garden, green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau bertambah).

Pemanfaatan material bekas atau sisa (daur ulang) untuk bahan renovasi bangunan dapat menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Sebagai contoh; kusen, daun pintu atau jendela, kaca, teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan dengan memberi sentuhan baru yang dapat menciptakan kesan indah pada bangunan. Selain itu, kini telah terdapat 


terobosan baru dalam dunia konstruksi mengenai penggunaan material struktur dengan limbah sebagai salah satu komponennya, seperti pemakaian flyash, silica fume pada beton siap pakai dan beton pra cetak. Tidak hanya itu, pada sistem pelaksanaan konstruksi juga memperkenalkan material yang mengurangi ketergantungan dunia konstruksi pada pemakaian material kayu sebagai perancah. Dengan melakukan pemanfaatan material hasil daur ulang dalam pembangunan infrastruktur dapat menekan biaya pengeluaran yang melonjak seiring berjalannya waktu mengingat material yang diproduksi sangat terbatas jumlahnya. Walaupun begitu, kualitas material yang didapat dari proses daur ulang tersebut tetap bagus dan kuat.


Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut menurut I Putu Gede Andy Pandy : 


1. Tidak beracun sebelum maupun sesudah digunakan. 

2. Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan. 

3. Dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan). 

4. Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan). 

5. Dapat terurai dengan mudah secara alami. 


Material yang ramah lingkungan menurut kriteria diatas misalnya; batu bata, semen, batu alam, keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan atau tidaknya material bisa diukur dari kriteria tersebut atau dari salah satu kriteria saja, seperti kayu yang makin sulit didapat, tapi bila dipakai dengan hemat dan benar bisa membuat kita merasa makin dekat dengan alam karena mengingatkan kita pada tumbuh-tumbuhan.



Contoh Material

Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.

  • Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat, antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi teknik sipil.Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis(sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu). 


Kelebihan Rangka Atap Baja Ringan
  • Tidak perlu di cat lagi. 
  • Bahan bangunan yang ringan sehingga tidak memberatkan struktur. 
  • Tidak terkena serangan rayap, hal ini berbeda dengan kayu yang punya resiko keropos dimakan rayap. 
  • Mutu materialnya tidak berubah-ubah, tidak melapuk karena usia lanjut. 
  • Proses pemasanganya cepat. 
  • Tahan terhadap karat. 
  • Lebih hemat biaya 


Kekurangan Rangka Atap Baja Ringan
  • Pemilihan material memerlukan perhitungan struktur yang teliti dan kuat, karena jika ada yang salah maka atap bisa roboh total. 
  • Tergolong sebagai material rangka atap yang cukup mahal dibanding jenis lainya, namun keberadaan kayu yang semakin langka telah membuat baja ringan menjadi lebih murah untuk digunakan. 
  • Tidak bisa asal membuat rangka atap, perlu gambar kerja yang benar sehingga atap bisa dibangun dan berfungsi dengan baik. 
  • Dari segi tampilan arsitektur terlihat kurang bagus jika tidak didesain sedemikian rupa, oleh karena itu diperlukan plafond penutup agar langit-langit terlihat bagus. 
  • Tidak terjual bebas di toko bahan bangunan, jadi harus memesan langsung pada supplier rangka atap baja ringan yang biasanya menawarkan harga perencanaan 
  • Membutuhkan tukang tertentu yang ahli. 

  • Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).


KELEBIHAN KUSEN ALUMINIUM
  • Bahan aluminium sangat awet dan tahan lama, tidak dimakan rayap, tidak menyusut seperti kayu dan tidak akan mengalami perubahan bentuk akibat cuaca. 
  • Kusen aluminium lebih tahan keropos dan tidak dimakan rayap. 
  • Kusen aluminium lebih ringan tapi kuat sehingga dari segi pemasangan lebih cepat. 
  • Perawatan untuk kusen aluminium lebih mudah dan simpel sehingga menjadi daya tarik pembeli. 
  • Tampilan kusen aluminium dapat dicat dengan warna kayu atau motif lainnya. 
  • Dari segi biaya kusen aluminium lebih murah karena lebih tahan lama dan awet. 


KEKURANGAN KUSEN ALUMINIUM
  • Desain dan bentuk kusen aluminium sangat terbatas karena memang harus buatan pabrik. Sehingga tidak semua desain kusen bisa menggunakan aluminium 
  • Pemasangan kusen aluminium menggunakan alat fischer yang mengandalkan kekuatan sekrup fischer. Sekrup tersebut diborkan dan ditanam pada openingan jendela maupun pintu yang sudah rapi diplester dan diaci. 
  • Fabrikasi kusen jendela maupun pintu harus benar-benar disesuaikan dengan ukuran dilapangan karena jika ternyata kondisi openingan ternyata selisih dengan kusen yang telah dibuat maka kusen tersebut tidak akan bisa dipasang. Sehingga ukuran memang harus benar-benar akurat. 
  • Cara pemasangan kusen hanya mengandalkan sekrup yang dipasang melekat pada dinding. sehingga pemasangan harus benar-benar presisi sehingga disarankan untuk tidak menggunakan kusen aluminium yang terlalu tipis dan bermutu rendah. 
  • Kadangkala saat pemasangan kusen menyebabkan sudutan pada openingan menjadi rusak sehingga harus memperbaiki lagi sudutan tersebut. 
  • Sambungan antara siku atau kaca dapat menyebabkan air hujan masuk. Salah satu solusinya antara openingan dengan kusen diberi sealant yang netral (tidak asam atau basa). Sealant ini berbeda dengan sealant karet pada kaca. Sealant karet berfungsi untuk menahan muai kembang susut pada kaca agar tidak pecah. 
  • Tidak semua desain atau konsep rumah cocok dengan kusen aluminium. Dengan kata lain jika anda menginginkan kusen aluminium ada baiknya buat lah konsep rumah yang sesuai.


  • Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.Kehalusan permukaan dan warna bahan bangunan sangat menentukan iklim mikro di sekitar bangunan, warna cerah dan permukaan licin adalah pemantul sinar matahari yang baik dan menaikkan suhu sekitar. Warna gelap dan permukaan kasar akan membantu meredam dan menyerap sinar dan panas matahari. Bahan bangunan berpori mudah meluncurkan panasndan meluncurkannya kembali jika suhu udara disekitarnya menurun. Sangat bijaksana jika memanfaatkan bahan-bahan bangunan alami seperti aslinya untuk pelapis dinding dan lantai luar.


Kelebihan Bata Ringan:
  • Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat menghasilkan dinding yang rapi 
  • Tidak memerlukan siar yang tebal sehingga menghemat penggunaan perekat. 
  • Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban struktur. 
  • Pengangkutannya lebih mudah dilakukan. 
  • Pelaksanaannya lebih cepat daripada pemakaian bata biasa. 
  • Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya ditentukan hanya 2,5 cm saja. 
  • Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadinya rembesan air. 
  • Mempunyai kekedapan suara yang baik. 
  • Kuat tekan yang tinggi. 
  • Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi. 


Kekurangan Bata Ringan:
  • Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran tanggung, membuang sisa cukup banyak. 
  • Perekatnya khusus. Umumnya adalah semen instan, yang saat ini sudah tersedia di lapangan. 
  • Diperlukan keahlian khusus untuk memasangnya, karena jika tidak dampaknya sangat kelihatan. 
  • Jika terkena air, maka untuk menjadi benar-benar kering dibutuhkan waktu yang lebih lama dari bata biasa. 
  • Harga relatif lebih mahal daripada bata merah. 
  • Agak susah mendapatkannya, hanya toko material besar yang menjual bata ringan ini. 
  • Penjualannya pun dalam volume (m3) yang besar.





Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas mengenai material untuk pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan, dapat dipahami bahwa Green Construction ialah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah. Gerakan konstruksi hijau ini juga identik dengan sustainbilitas yang mengedepankan keseimbangan antara keuntungan jangka pendek terhadap resiko jangka panjang,dengan bentuk usaha saat ini yang tidak merusak kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masa depan.





















Sumber:

Selasa, 07 November 2017

GREEN ARCHITECTURE

GREEN ARCHITECTURE

Green Architecture adalah sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.
Hal ini telah dilakukan dengan pemanfaatan kondisi lingkungan dengan bukaan yag optimal. Di jaman sekarang jarang ada contoh bangunan yang menggunakan pendekatan green architecture. Kita mungkin perlu melihat balik kepada aesitektur vernakuler yang banyak mendukung pendekatan green architecture. Namun perlu disadari bahwa mendesain bangunan dengan pendekatan green architecture bukan berarti kembali kepada tradisi tersebut. Hanya sikap terhadap pemilihan material dan sumbernya saja dari pendekatan arsitektur vernakuler yang perlu diakomodasi di masa depan.
Konsep arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang sangat baik.
Green architecture dipercaya sebagai desain yang baik dan bertanggung jawab, dan diharapkan digunakan di masa kini dan masa yang akan datang. Dalam jangka panjang, biaya lingkungan sama dengan biaya sosial, manfaat lingkungan sama juga dengan manfaat sosial. Persoalan energi dan lingkungan merupakan kepentingan profesional bagi arsitek yang sasarannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup.Dalam arsitektur ada banyak jalan sehingga bangunan dapat dikatakan “green” dan merespon terhadap masalah pertumbuhan lingkungan. Penyediaan energi yang tidak memadai di negara tropis (salah satunya penghentian arus listrik secara periodik) dan meningkatnya harga tinggi di seluruh dunia merupakan tuntutan akan bangunan yang sesuai dengan iklim, tanpa penyejuk udara mekanis.



PRINSIP-PRINSIP GREEN ARCHITECTURE

1.    Hemat energi, meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik.
2.    Memperhatikan kondisi iklim.
3.    Penggunaan material bangunan dengan mempertimbangkan aspek perlindungan ekosistem                  dan  sumber daya alam, agar tidak membayahakan.
4.    Tidak berimplikasi negatif terhadap kesehatan dan kenyamanan pengguna bangunan
5.    Merespon keadaan tapak dari bangunan.
6.    Menerapkan/menggunakan prinsip-prinsip yang ada secara keseluruhan.


SIFAT-SIFAT PADA BANGUNAN BERKONSEP GREEN ARCHITECTURE

Green dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa sangat baik).

1. Sustainable (Berkelanjutan)
Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan-perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.

2. Earthfriendly (Ramah Lingkungan)
Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green architecture apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi.Oleh karena itu bangunan berkonsep green architecture mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek-aspek pendukung lainnya.

3. High Performance Building (Bangunan dengan Performa yang Baik)
Bangunan berkonsep Green Arsitektur mempunyai satu sifat yang tidak kalah pentingnya dengan sifat-sifat lainnya. Sifat ini adalah “High performance building”. Mengapa pada bangunan Green Arsitektur harus mempunyai sifat ini? Salah satu fungsinya ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan memenfaatkan energi yang berasal dari alam (Energy of nature) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi (High technology performance).
Contohnya:

1)  Penggunaan panel surya (solar cell) untuk memanfaatkan energi panas matahari sebagai sumber pembangkit tenaga listrik rumahan.

2) Penggunaan material-material yang dapat didaur ulang, penggunaan konstruksi-konstruksi maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut yang dapat mendukung konsep Green Arsitektur. Bangunan perkantoran yang menggunakan bentuk bangunan untuk menyatakan simbol Green Arsitektur.




CONTOH GREEN ARCHITECTURE


Building         : The Stacking Green House
Architects       : Vo Trong Nghia Architects
Location         : Saigon, Vietnam
Built               : 2011
Architects       : Vo Trong Nghia, Daisuke Sanuki, Shunri Nishizawa
Photograph     : Hiroyuki Oki




              Vo Trong Nghia Architects adalah sebuah firma arsitektur yang diakui secara internasional di Vietnam, yang terletak di Kota Ho Chi Minh dan Hanoi.

Bereksperimen dengan cahaya, angina, air, dan bahan-bahan alami, Vo Trong Nghia menggunakan kosakata desain kontemporer untuk mengeksplorasi cara-cara baru untuk menciptakan arsitektur hijau untuk abad ke-21, sementara tetap mempertahankan esensi dari arsitektur Asia.

Rumah ini dibangun di Kota Saigon yann memilik populasi padat. Rumah ini memiliki tipikal tabung yang dibangun pada lahan sempit dengan lebar 4m dan tinggi 20m. Fasad depan dan belakang terdiri dari view tumbuhan dan beton kantilever pada sisi kanan dan kiri dinding.






Jarak antar tanaman dan tinggi tanaman tergantung dari ketinggian tanaman, misalnya 25cm sampai 40cm. Untuk tanaman air dan untuk memudahkan perawatan, arsitek menggunakan pipa irigasi otomatis yang memanfaatkan air hujan yang dikumpulkan di dalam tanaman-tanaman. Rumah ini dinamai tropikal, unik dan rumah hijau "Stacking Green" karena fasad rumah yang dipenuhi dengan tanaman hijau yang kuat dan vital.


Struktur rumah adalah struktur rangka beton bertulang banyak digunakan di Vietnam. Dinding partisi sangat sedikit untuk menjaga kelancaran interior dan melihat fasad hijau dari setiap sudut rumah. Setiap hari, rumah ini mendapatkan sinar matahari yang berbeda. Pagi dan sore hari, sinar matahari masuk melalui jumlah daun di kedua fasad dan menciptakam efek bayangan yang indah.

Fasad hijau dan taman di roof top melindungi penghuninya dari sinar matahari langsung, kebisingan jalan dan polusi. Selanjutnya, ventilasi alami melalui dua fasad yang memungkinkan rumah ini menyimpan energi besar dalam iklim yang keras di Saigon. Keuntungannya yaitu biaya listrik hanya 25USD perbulan karena fitur aliran udara, skylight dan metode desain lainnya. Mengenai pendekatan ekologi ini memang terdapat prinsip-prinsip bioclimatic rumah halaman tradisional Vietnam.













sumber:

TEKNOLOGI & PENERAPAN ARSITEKTUR BERWAWASAN LINGKUNGAN

Peran Teknologi dalam Bidang Arsitektur


Perkembangan teknologi memang memiliki manfaat dan dampak positif secara luas. Dalam dunia arsitektur, teknologi makin lama makin memegang peranan penting dan makin memudahkan. Khusunya dalam tahap mendesain bangunan. Lewat teknologi para ahli desain dapat membuat konsep bangunan hingga nampak realistis.

Diawal perkembangan teknologi hanya berperan sebagai alat bantu menghitung biaya, kebutuhan konstruksi dan semacamnya. Kemudian berkembangnya komputer generasi baru yang makin memiliki banyak manfaat untuk kegiatan desain bangunan. Kini, teknologi jadi media penyalur kreativitas para arsitek dan desainer membuat karya-karya terbaiknya.

Manfaat Teknologi untuk Arsitek atau Desainer Bangunan Jika dirangkum teknologi memiliki sejumlah manfaat penting diantaranya:

  1. Jadi alat bantu presentasi desain bangunan.
  2. Alat bantu simulasi dan evaluasi.
  3. Sebagai penghubung atau jembatan dari proses rancangan menuju tahap konstruksi.
  4. Penerjemah informasi digital ke proses pembangunan.


Sejumlah aplikasi program komputer untuk merancang objek visual yang biasa digunakan ialah CAD atau CAAD. Program tersebut merupakan gubahan 2 dimensi atau 3 dimensi yang tak sekedar membuat bentuk namun memiliki unsur informatif seperti prosesnya, dimensi hingga material yang mengacu pada konvensi tertentu. Inilah alasan mengapa CAD sangat baik untuk alat presentasi desain.




Arsitek atau desainer jadi lebih mudah dalam bekerja sehingga dapat bereksplorasi lebih dengan bentuk geometr yang kompleks.Mereka bisa melakukan simulasi yang tepat da akurat sebelum akhirnya dikerjakan dalam konstruksi.



Peran Teknologi dalam Bidang Arsitektur


Peran Teknologi dalam Bidang Arsitektur (CAD)
Implementasi Teknologi di Bidang Arsitektur dan Desain Bangunan


Pencarian data


Dulu para arsitek dan desainer hanya mengandalkan pengetahuan yang diperoleh dari buku dan catatan tangan yang dibuat. Kini, teknologi yang berkembang membuat wawasan desain jauh lebih luas karena banyak dan mudahnya mendapatkan informasi.
Dari tahap pra seperti pembuatan sketsa awal, perhitungan, pemanfaatan teknologi baru pada desain dan pengerjaan, presentasi hingga pembuatan gambar kerja bisa dilakukan dalam satu media komputer. Arsitek atau desainer juga bisa mengarsip data dan karyanya hingga bisa bermanfaat dikemudian hari.


Komunikasi


Presentasi yang dulu dilakukan para arsitek atau desainer menggunakan media yang kurang efesien dan lama seperti surat, pos, wesel atau telepon. Namun kini, presentasi semakin mudah dengan memanfaat teknologi internet. Bahkan komunikasi sudah banyak yang diterapkan lewat berkirim softcopy lalu membahasnya dengan video call.

Alhasil teknologi bisa membuat seorang arsitek atau desainer jadi lebih efektif bekerja, lebih berwawasan, kreatif dan lebih ekonomis. Teknologi bisa menekan banyak biaya pengadaan untuk persiapan proses desain bangunan hingga tahap konstruksi.

Sejumlah software yang kerap digunakan untuk melakukan desain bangunan atau interior diantaranya, autoCAD, 2D Studio Max, Revit Arsitektur, ArchiCad, Google SketchUp dan masih banyak lagi. Setiap program memiliki keunggulan dan kelemahan yang biasanya tergantung kebutuhan atau selera dari arsitek dan desainernya.

Teknologi komputer merupakan alat multiguna yang tak hanya membantu tapi juga mendukung kinerja mendesain agar maksimal. Kini, para arsitek atau desainer umumnya beradu dalam hal kreativitas dan keunikan dalam menciptakan karya yang menarik, artistik dan sesuai kebutuhan klien.


Dengan pemanfaatan teknologi, arsitek atau desainer juga bisa memadupadankan atau bereksplorasi dengan penerapan teknologi baru pada hasil karyanya. Misalnya penerapan energi baru tenaga surya untuk listrik pada proyek bangunan karena efesien dalam biaya, perawatan dan ramah lingkungan. Perhitungan akurat proyek desain dan hasil juga jauh lebih tinggi karena teknologi makin canggih.



Arsitektur ekologi

Hasil gambar untuk arsitektur ekologiadalah arsitek yang membuat desain berdasarkan lingkungan sekitar karena  memiliki  wawasan lingkungan  dan menerapkan potensi alam dengan semaksimal mungkin .

Pada dasarnya arsitektur  ekologi didasarkan akan sadar lingkungan dimana dari kesadaran akan lingkungan akan menciptakan bangunan yang nyaman oleh pemilik.  Keselarasan antara bangunan dengan alam sekitarnya, mulai dari Atmosfer, biosfer, Lithosfer serta komunitas menghasilkan kenyaman, kemanan, keindahan serta ketertarikan.

Tujuan Bangunan yang berwawasan Lingkungan


  • Sebagai panutan masyarakat mengenai pentingnya studi lingkungan sebelum mendirikan bangunan
  • Memberikan arahan bentuk bangunan yang sesuai dengan lingkungan serta budaya sekitar
  • Memberikan contoh perletakan tapak bangunan tanpa menimbulkan pengaruh negatif terhadap lingkungan
  • Mengikutsertakan masyarakat dalam proses pembangunan, sebagai pembelajaran serta peningkatan ekonomi lokal
  • Memberikan contoh  pengelolaan serta perawatan bangunan ekologi,
  • Memberikan kontribusi terhadap lingkungan sekitar untuk merawat sumber material lokal,dan mengajak masyrakat untuk dapat memahami cara merawat, menggunakan serta mamanfaatkan sumber material local


Hal-hal yang perlu di perhatikan di dalam penerapan tapak bangunan secara ekologi yaitu:
     

  1. Master Site Planning, yaitu melakukan perencanan global seperti : Zonning (pembagian kebutuhan-kebutuhan ruang sesuai dengan fungsinya), Accesibilitas (pencapaian yang fungsional ke lokasi tapak atau fasilitas),
  2. Site Design, yaitu melakukan perencanan yang spesifik terhadap lokasi fasilitas, seperti : Structure Sitting(penerapan struktur bangunan yang disesuaikan dengan kondisi angin, matahari,tanah,air, serta vegetasi),Road design (perencanaan jalan-jalan utama, jalan alternatif atau jalan pendukung secara jelas & fungsional baik dari system pembagian kebutuhan maupu penerapan bahan), Nature Trails (pemeliharaan atau perencanaan jalur-jalur alami yang menjadi saranan wisata hutan, serta manjadikan objek-objek alam sebagai media informasi), dll.
  3.  Planting Design,yaitu perencanaa landscape garden/taman yang berguna dan sesuai dengan pola perancanaa ruang luar bangunan, seperti : Indigenous Plant (penggunaan serta penyesuaian tanaman-tanaman awal dengan dengan kebutuhan tapak bangunan), Preservation tree ( Menggunakan pohon – pohon yang telah eksis menjadi suatu dasar perencanaan vegetasi),
  4. Pest management (melakukan pengawasan scara teratur terhadap serangga/hama yang menggangu fasilitas atau lingkungan, meminimalisasi penggunaan pestisida dan kembali menggunan bahan-bahan/tumbuhan alami sebagai pengusir serangga), Landscape Lighting (Pencahayaan lampu taman sebagaiknya dierencanakan sebaik mungkin sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap hewan, serangga, tanaman dan sebaliknya, dan menggunakan pencahayan dari lampu se-efektif mungkin),
  5. PermaCulture (penerapan unsur- unsur budaya lingkungan lokal ke dalam bentuk bangunan, pemanafaatan komunitas, sehingga menunjukan jati diri yang jelas apa serta mengapa di wujudkannya suatu fasilitas yang ekologis )

Jadi dalam penerapan tapak bangunan secara fisik dan non fisik di perlukannya penkajian secara matang, sehingga tidak menimbulkan pengaruh-pengaruh negatif dari luar ke dalam maupun dari dalam keluar untuk mewujudkan suatu fasilitas seperti Ecolodge




Masalah_masalah yang ditemukan Dalam Menerapkan Arsitektur Ekologi

Teknologi yang kini semakin canggih yang berdampak merusak alam,walaupun hal ini bagus tapi jika tidak dapat ditanggulangi akan berdampak pada masa depan kehidupan manusia karena kerusakan alam.  Tingkat pertumbuhan yang tinggi, pertumbuhan manusia akan terus bertambah sedangkan lingkungan semakin berkurang karena tempat yang dibutuhkan manusia

Berikut  Ilmu dalam mewujudkan Eko Arsitektur:


  1. Arsitektur, perencana yang mewujudkan konsep sebelumnya yang telah diolah maksimal sehinggga layak dituangkan ke dalam disain
  2. Teknik Geologi, mengetahui kondisi struktur tanah secara teknik sipil,
  3. Teknik Mineral, mengetahui sumber air dan cara pengelolaannya
  4. Teknik sipil, mengetahui kelayakan penggunaan struktur fisik bangunan, serta perhitungannya
  5. Ahli Pertanian/Landscape/kehutanan, mengetahui jenis serta manfaat vegetasi ( penghijauan )
  6. Ekonomi, mengontrol sistem administrasi serta keuangan secara keseluruhan












sumber:

http://joanatalumewo.blogspot.co.id/2016/06/peran-teknologi-dalam-bidang-arsitektur.html
https://arighudul.wordpress.com/2013/10/12/arsitektur-berwawasan-lingkungan-arsitektur-ekologi/

Selasa, 17 Oktober 2017

KONSEP ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN




Arsitektur dan Lingkungan


Merupakan kumpulan dari berbagian macam hal yang mencakup arsitektur juga lingkungan, di sini kita akan melihat semua hal-hal yang berkaitan dengan Arsitektur dan Lingkungan. Arsitektur dan Lingkungan terdiri dari lima elemen Lingkungan alam,buatan,sosial,budaya dan ekonomi

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita, hidup dan kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari pengaruh lingkungan. Mempelajari lingkungan dalam kehidupan lebih banyak dipakai istilah lingkungan hidup. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 pasal 1 ayat 1 mengartikan Lingkungan Hidup sebagai berikut:

“Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan kesemua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta hidup lainnya”

Bisa diartikan, Lingkungan Hidup merupakan suatu sistem yang meliputi lingkungan hayati, lingkungan non hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial. Sumber daya alam (SDA) merupakan salah satu unsur lingkungan alam, baik hayati maupun on hayati, yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya. Sumber daya alam sangat banyak dan melimpah, jadi disusunlah klasifikasi sumber daya alam, yang antara lain meliputi sumber daya alam terbarui dan tak terbarui.



Lingkungan alam 

Adalah segala sesuatu yang ada di alam dan diciptakan oleh Tuhan. Ketampakan lingkungan alam di muka bumi berbeda-beda. Contoh lingkungan alam yang ada di muka bumi, antara lain sungai, danau, laut, lembah, dan gunung. Selain itu, ketampakan alam ada juga yang berupa dataran rendah, pantai, laut, pegunungan, dan dataran tinggi.




Lingkungan buatan 

Adalah segala sesuatu yang dibuat oleh manusia meliputi, desa, kota besar dan kecil, pabrik, kantor, rumah, dan sebagainya, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Contoh lingkungan buatan adalah waduk, lahan pertanian, tambak, perkebunan, dan permukiman penduduk. Beberapa kasus, masalah lingkungan buatan lebih sulit ditangani daripada lingkungan alami. Dalam pembangunan permukiman diperlukan keseimbangan dengan ekosistem, sehingga tidak melebihi daya dukung lingkungan.

Dalam pembangunan permukiman diperlukan keseimbangan dengan ekosistem, sehingga tidak melebihi daya dukung lingkungan. Dalam beberapa kasus, masalah lingkungan buatan lebih sulit ditangani daripada lingkungan alam. Untuk itu diperlukan strategi berdasarkan keberlanjutam, sehingga diharapkan dapat:

1. memperbaiki dan menjamin penyediaan air bersih
2. meminimumkan masalah pembuangan sampah
3. mengurangi pengubahan lahan subur untuk pertanian menjadi pemukiman dan membantu         mempertahankan produktivitas lahan
4. mengembangkan pola konservasi energi untuk keperluan hidup dan produksi barang
5. mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia
6. memadukan pemeliharaan dan pelayanan pemukiman dengan penyediaan lapangan pekerjaan, pembangunan masyarakat dan pendidikan



Lingkungan Sosial 

Hingga saat ini masih belum ada definisi yang pas, masih menjadi perdebatan para ahli. Untuk itu digunakan definisi kerja lingkungan soaial budaya yaitu lingkungan antar manusia yang meliputi pola-pola hubungan sosial serta kaidah pendukungnya yang berlaku dalam suatu lingkungan spasial (ruang); yang ruang lingkupnya ditentukan oleh pola-pola hubungan sosial di dalam lingkungan masyarakat tersebut.




Pengertian lingkungan Budaya

Adalah hal- hal yang berkaitan dengan karya cipta dan hasil perbuatan atau tingkah laku manusia, misalnya yang menyangkut gagasan, norma, kepercayaan, adat istiadat, pakaian, rumah, dan lain-lain.






Ekonomi lingkungan atau ilmu ekonomi lingkungan 

Adalah ilmu yang mempelajari perilaku atau kegiatan manusia dalam memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) dan lingkungannya yang terbatas sehingga fungsi atau peranan SDA dan lingkungan tersebut dapat dipertahankan dan bahkan penggunaannya dapat ditingkatkan dalam jangka panjang atau berkelanjutan.


Semua berkaitan satu sama lain ini menyebabkan keseimbangan dan pengaruh positif dan juga satu sama lain memberikan keuntungan. hal seperti ini yang sulit untuk dipersatukan dizaman saat ini karna sering terjadi bencana alam seperti longsor dan banjir juga yang lain yang di sebabkan oleh tidak seimbangan nya antara lingkungan alam, buatan dan sosial nya.







Sumber: